Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2020, 16:47 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika bayi menginjak usia enam bulan, AIr susu ibu (ASI) saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisinya.

Oleh karena itu, dibutuhkan makanan pendamping ASI (MPASI) demi mencukupi kebutuhan tersebut.

Menu-menu MPASI kini banyak tersedia dalam beragam buku, maupun di berbagai sumber di internet. Kendati demikian, tersedia pula MPASI instan di pasaran.

Baca juga: Simak, 2 Tips agar Bayi Lahap Menyantap MPASI

Nah, sebenarnya mana yang lebih sehat, MPASI instan atau MPASI buatan ibu?

Dokter Spesialis Anak, dr. Miza Dito Afrizal, SpA, Bmedsci, MKes menjelaskan, MPASI buatan ibu sebetulnya memiliki kelebihan tersendiri, yaitu bisa memperkenalkan banyak rasa.

Hanya saja, ibu perlu menyediakan MPASI yang tidak hanya nikmat tetapi juga bernutrisi lengkap.

"Di (MPASI) home made kita bisa lebih bayak bermain rasa, misalnya, pakai udang anaknya jadi merasakan rasa udang."

"Besoknya merasakan rasa ikan, jadi akan lebih banyak perbendaharaan rasa si anak."

Hal itu diungkapkan Miza dalam Johnson’s Virtual Expert Class, Jumat (15/5/2020).

Baca juga: Kiat Menyiapkan MPASI Anti Ribet ala Zee Zee Shahab

Memperkenalkan beragam jenis rasa makanan, menurut Miza, penting agar anak tidak menjadi picky eater (pemakan pemilih) di kemudian hari.

Namun, jika merasa MPASI buatan sendiri belum mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi, maka ada baiknya dilengkapi dengan konsumsi MPASI instan.

Sebab, produksi MPASI instan sudah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga kadar nutrisi di dalamnya sudah diperhitungkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi.

"Kalau MPASI yang kita buat komponennya kurang lengkap, jelas bagusan fortifikasi," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com