Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/06/2020, 22:37 WIB
Gading Perkasa,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 adalah situasi yang penuh ketidakpastian. Karena itu, tidak heran jika kita akan menemukan kesulitan melewati masa-masa ini.

Masyarakat dihantui stres, kecemasan, hingga rasa takut selama pandemi. Lalu, bagaimana agar kita dapat keluar dari situasi tersebut?

Menurut Annastasia Ediati, S.Psi, M.Sc, Ph.D, psikolog dan dosen di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro, di masa pembatasan sosial, banyak orang merasa ada "tembok besar" yang menghalangi hidup mereka.

Baca juga: Mengatasi Insomnia karena Stres Selama Pandemi

"Mereka yang mau pergi menjadi tidak bisa. Lama-lama, orang menganggap dirinya semakin kecil dan tembok itu semakin besar. Kita pun bertanya bagaimana melewati tembok ini."

Demikian kata Annastasia dalam program "Menjadi Pribadi Yang Bertransformasi di Era Pandemi" yang ditayangkan secara langsung di YouTube pada Rabu (3/6/2020) sore.

Sebelum pandemi, kata Annastasia, rata-rata orang sudah memiliki sifat anti-sosial, tetapi mereka masih mempunyai tempat pelarian seperti pergi ke kafe atau tempat yang mereka inginkan.

"Sekarang, dengan adanya pandemi, kita tidak bisa lagi melakukan hal itu," ucap dia.

"Tidak bisa pergi membuat orang dihadapkan pada realita yang tak dapat ditolaknya. Orang menjadi semakin kesepian, dan mengalami gangguan tidur atau insomnia."

Annastasia melanjutkan, di masa pandemi Covid-19, masyarakat akan menghadapi tiga tahapan Learning Zone Model (Senninger, 2000), yaitu:

1. Panic Zone

2. Learning Zone

3. Comfort Zone

"Learning Zone adalah zona di mana kita belajar hal baru untuk beradaptasi. Mereka telah menemukan ritme bekerja dari rumah, namun terkadang mereka bisa kesulitan untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga," tutur Annastasia.

"Ada orang yang sudah hampir tiga bulan pandemi masih dominan di Panic Zone. Sementara sebagian lain sudah menemukan zona nyaman mereka (Comfort Zone). Kepanikan mereka berkurang jauh, dan proses kreatifnya mulai jalan."

Ia berharap, setiap orang dapat mengevaluasi diri selama pandemi.

"Tanyakan, kita berada di zona mana di dalam keluarga? Bagaimana mensinkronkan kegiatan setiap anggota keluarga?" katanya.

"Jika kita memahami hal ini ini, kita dapat berempati pada orang-orang yang masih berada di Panic Zone."

Baca juga: Cara Teraman untuk Bersosialisasi Selama Pandemi Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com