KOMPAS.com - Hobi mengoleksi jam tangan klasik sejak duduk di bangku kuliah membuat seorang Jesse Prawiro berpikir untuk membuat brand arloji sendiri.
Saat itu, Jesse merasa belum menemukan jam tangan dengan desain dan kualitas yang sesuai dengan visi dirinya, baik produksi Indonesia maupun bikinan negara lain.
Padahal, bagi dia jam tangan adalah sebuah karya seni yang terus melekat serta mencerminkan pribadi dan karakter pemakainya.
Baca juga: Ini Akibatnya Jika Tak Melepas Cincin dan Jam Tangan Saat Cuci Tangan
"Karena melihat market gap itu, saya bikin jam tangan sendiri," ujar dia kepada Kompas Lifestyle, belum lama ini.
Maka, pada 2017 Jesse mendirikan perusahaan microbrand jam tangan dengan nama "Soldat".
Nama "Soldat" diambil dari Bahasa Jerman-Perancis yang berarti "tentara".
Sementara "tentara" diambil dari translasi lepas nama keluarga pendiri, yaitu "prawiro" yang berarti "perwira".
Ide membuat brand jam tangan ini dikawinkannya dengan inspirasi desain dan gaya hidup tahun 1960-1970an di Amerika Serikat dan Eropa.
Baca juga: LVMH Menarik Tiga Merek Jam Tangan dari Baselworld 2020
Tema inilah yang kemudian dituangkan Soldat ke dalam desain jam tangannya dan dikembangkan kembali lewat sub-tema pada setiap koleksi.
Koleksi perdana Soldat yang bertajuk "Soldat Promessa" -misalnya, terinspirasi dari balapan (racing) di era 60-70an.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.