Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan CEO Element, Bikin Sepeda Tiruan Brompton karena Penasaran

Kompas.com, 2 Juli 2020, 13:25 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kesuksesan sepeda asal Inggris, Brompton masuk ke pasar Indonesia terbilang luar biasa.

Meski tak memiliki toko resmi Brompton Junction seperti kota-kota besar lain di dunia, namun penetrasi pengguna Brompton -secara kasat mata, terlihat jelas.

Bahkan, di saat pasokan stok sepeda handmade asal Greenford, London itu sedang minim akibat pandemi Covid-19, konsumen masih tetap saja ramai dan rela membeli dengan harga tinggi.  

Baca juga: 5 Sepeda Element Paling Diburu, Versi Tiruan Brompton Nomor 1

Namun, jauh sebelum tren Brompton itu berkembang, Hendra, CEO PT Roda Maju Bahagia produsen sepeda Element, sudah mengamati fenomena tersebut.

"Awalnya kami penasaran, mengapa sepeda Brompton memiliki harga yang sangat tinggi bahkan terbilang tidak masuk akal."

"Setelah melakukan riset, kami pun akhirnya memutuskan membuat Pikes Gen 1 dengan beberapa penyesuaian, sehingga tampak seperti Brompton," kata Hendra kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020).

Baca juga: Laku Keras, Produksi Sepeda Troy Didongkrak hingga 200 Persen

Rasa penasaran itulah yang kemudian membuahkan hasil. Sejak pertama kali diproduksi tahun 2019, varian Pikes Gen 1 laris manis di pasaran.

Bahkan komunitas pecinta Pikes pun terbentuk di banyak kota di Tanah Air.

Tidak itu saja, menyusul kesuksesan Pikes Gen 1 ini, tak lama lagi Element akan meluncurkan produk pembaruannya dalam Pikes Gen 2.

Element Pikes Gen 1 (kiri) dan Element Pikes Gen 2 (kanan) dua sepeda yang menjiplak model sepeda Brompton asal Inggris.REPRO BIDIK LAYAR VIA IG @elementbikeid Element Pikes Gen 1 (kiri) dan Element Pikes Gen 2 (kanan) dua sepeda yang menjiplak model sepeda Brompton asal Inggris.

Hendra mengaku, varian Pikes memang dibuat serupa dengan Brompton, namun tetap saja terdapat perbedaan.

"Kualitas tidak dapat dibohongi," sebut Hendra singkat.

Meniru tidak mudah

Hendra menjelaskan, usaha Element untuk menjiplak Brompton sesungguhnya tak semudah yang dibayangkan.

"Kami paham, mengikuti desain dari merek lain tidak semudah itu," kata dia.

Baca juga: Sepeda Lipat Harga di Bawah Rp 6 Juta, Bingung Pilihnya...

Hendra menyebut, meniru model sepeda gunung akan lebih mudah, dibanding menjiplak model sepeda lipat.

"Kalau sepeda lipat, jika ada bagian atau posisi lipatan yang miring sedikit saja, sepeda itu gagal, sudah tidak bisa dipakai," kata Hendra.

Setelah Pikes Gen 1 diterima dengan baik dan menjadi produk primadona Element saat ini, Pikes Gen 2 pun diproduksi.

"Kami meng-upgrade fungsi dan sparepart dari generasi sebelumnya. Dan yang jelas, lebih mirip Brompton," tegas Hendra.

Baca juga: Ramai Brompton, Sophia Latjuba Pilih Sepeda Ecosmo Edisi Spesial

Meski tak bisa menentukan segmen dari pengguna varian Pikes, Hendra mengaku reaksi pasar terhadap produk ini amat positif.

Satu hal yang sulit dikendalikan adalah mengenai harga. "Karena harga di retail di kisaran Rp 8 jutaan, tapi begitu sudah di luar harganya bisa naik hingga Rp 10 jutaan," kata dia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Element Bike Official (@elementbikeid) on Dec 6, 2019 at 5:52pm PST

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau