KOMPAS.com - Supermodel Gigi Hadid dikenal tidak hanya sebagai sosok yang harus diperhitungkan di atas catwalk, tetapi juga media sosial.
Kemunculannya di jagad medsos dalam urusan dengan isu sosial dan politik selalu mendapat sambutan yang besar.
Tentu, para penggemar Gigi masih mengingat dengan jelas, ketika sang model "menciptakan perselisihan" di jagad internet dengan bersuara tegas soal tampilannya di halaman muka Vogue Arabia.
Baca juga: Gigi Hadid Berbagi Foto Sensual dalam Kondisi Hamil Tua
Sampul majalah edisi Maret 2017 tersebut menunjukkan wajah perempuan berdarah Palestina itu, mengenakan jilbab.
Pose itu memicu kemarahan di dunia maya, karena ada netizen yang menudingnya tak melakukan 'penyesuaian budaya', dengan menggunakan pakaian religius sebagai komoditas mode.
Namun, perempuan kelahiran 23 April 1995 itu mampu muncul dengan jawaban yang tegas untuk meluruskan pemahaman tersebut.
Baca juga: Gigi Hadid Bantah Sembunyikan Perut Buncitnya
Kala itu, berbicara di acara Be More Human Reebok, Gigi berkata, "ketika saya membuat sampul Vogue Arabia, para kritikus menuding saya tidak cukup Arab untuk mewakili gadis-gadis di sana."
"Saya setengah Palestina. Saya orang Palestina, sama seperti saya orang Belanda," tegas dia.
Ya, Gigi Hadid memang lahir dan dibesarkan di Los Angeles, Amerika Serikat dengan ayah Mohamed Hadid asal Palestina dan ibu Yolanda Hadid alias Van den Herik asal Belanda.
"Hanya karena saya berambut pirang, tak membuat sata tidak membawa nilai dari nenek moyang saya," tegas dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.