- Berenang
- Latihan bersepeda di dalam rumah (stationary cycling)
- Yoga
- Pilates
Risiko berlari saat hamil
Gaither menganjurkan kita untuk berkonsultasi dengan dokter, sebelum menjalani olahraga apa pun saat hamil.
Misalnya, jika si ibu biasa berlari sebelum hamil dan ingin melanjutkannya saat masa kehamilan, dokter bisa membantu menyesuaikan aktivitas fisik seiring perkembangan kehamilan.
Namun, perhatikan risiko berikut bagi ibu hamil yang ingin berlari saat hamil.
- Jatuh
Ukuran perut yang membesar bisa mengubah pusat gravitasi tubuh, dan memengaruhi keseimbangan.
Apabila terjatuh dan perut lebih dulu menyentuh permukaan tanah, ibu bisa mengalami solusio plasenta, -- kondisi di mana plasenta terlepas di dalam tubuh dan menyebabkan janin kehilangan oksigen.
- Cedera akibat sendi dan ligamen mengendur
Selama kehamilan, tubuh memproduksi hormon relaxin, yang menyebabkan persendian dan ligamen mengendur untuk persiapan persalinan.
Sendi dan ligamen yang mengendur dapat meningkatkan risiko cedera.
Baca juga: Sederet Manfaat Berhubungan Intim di Masa Kehamilan
Karena itu, mulailah berolahraga secara perlahan dan lakukan pemanasan seperti jalan cepat sebelum berlari.
"Sangat penting bagi wanita hamil untuk memperhatikan lingkungan sekitar dan berlari atau berolahraga di tempat yang sebisa mungkin bebas dari bahaya," kata Roshan.
Berlari dengan aman saat hamil
Jika ibu hamil ingin terus berlari, Roshan mengingatkan untuk mengenali kondisi tubuh.
Sebaiknyam ibu hamil mengurangi kecepatan atau jarak tempuh olahraga lari dari yang biasa dilakukan, dan tidak memaksakan diri hingga kelelahan.
Cara lain untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan saat berlari meliputi:
- Mempunyai sepatu lari berkualitas
Siapa saja yang ingin berlari membutuhkan sepatu lari yang berkualitas, termasuk ibu hamil.