Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting, Ajari Anak Berkumur demi Kesehatan Gigi dan Mulut

Kompas.com, 19 November 2020, 17:53 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mungkin tak banyak orangtua yang memahami pentingnya berkumur bagi anak-anak untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.

Faktanya, sikat gigi hanya mampu menghilangkan  30-50 persen plak yang ada di gigi.

Artinya, menyikat gigi tidak dapat membersihkan lapisan mukosa yang luas secara menyeluruh.

Apalagi, mulut menjadi pintu gerbang masuknya bakteri dari sisa-sisa makanan.

Baca juga: Mengapa Setelah Sikat Gigi Tak Perlu Kumur dengan Air

Ketika mukosa tidak dibersihkan secara menyeluruh, bukan hanya penyakit gigi dan mulut saja yang mengintai.

Ada penyakit lain yang disebabkan karena peradangan pada area mulut, yang juga dapat mengganggu ke sistemik, seperti jantung, paru-paru, maupun otak.

Untuk itu, berkumur setelah menyikat gigi minimal dua kali sehari sangat penting diajarkan kepada anak-anak, bahkan bagi yang belum memiliki gigi sekali pun.

Namun orangtua perlu berhati-hati, sebab tak sedikit produk obat kumur yang tidak cocok untuk dipakai oleh anak anak.

Lantas, bagaimana cara mengajarkan mereka untuk berkumur tanpa obat kumur?

Ketua PB PDGI, Drg RM Sri Hananto Seno, SpBM(K), MM, dalam konferensi pers virtual bersama Johnson & Johnson Indonesia, Kamis (19/11/2020) memberikan penjelasannya.

Baca juga: Redakan Sakit Tenggorokan dengan Berkumur Air Garam

Dia mengatakan, anak-anak usia 0-3 tahun bisa berkumur dengan menggunakan air biasa atau atau air hangat.

"Nanti setelah tiga tahun, anak-anak bisa berkumur dengan air hangat yang dicampur dengan garam."

"Sebab, garam dapat mengurangi tingkat keasaman di mulut yang menjadi sarang bakteri," kata dia.

Pada usia tiga tahun, menurut dia, anak-anak sudah memiliki banyak gigi dan mulai mengonsumsi berbagai macam makanan manis.

Kondisi tersebut dapat memicu plak akibat bakteri jika tidak dibersihkan.

Baca juga: Cara Berkumur yang Benar untuk Cegah Sakit Tenggorokan

Kemudian, untuk pemakaian obat kumur antiseptik pada anak-anak baru diperbolehkan setelah mereka berusia enam tahun. Itu pun pemakaiannya yang varian ringan.

Alasannya, anak-anak biasanya belum terlalu mengerti penggunaannya. Sedangkan, obat kumur antiseptik akan berbahaya apabila tertelan.

"Pilihan lainnya adalah menggunakan air sirih atau obat kumur yang bersifat herbal. Nanti kalau sudah menginjak usia lebih dari 12 tahun baru bisa menggunakan obat kumur dewasa," kata dia lagi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
88 Persen Masyarakat Indonesia Mengalami Gigi Berlubang, Apa Penyebabnya?
Wellness
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Remaja Mudah Stres karena Media Sosial? Psikolog Ungkap Pemicunya
Wellness
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Takut Berotot? Irsani Luruskan Mitos Latihan Beban untuk Perempuan
Wellness
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Efek Berbahaya Gigi Berlubang, Salah Satunya adalah Penyakit Jantung
Wellness
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Waspadai 7 Tanda Bos yang Toxic, Bisa Ganggu Kesehatan Mental
Wellness
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
4 Cara Aman Hadapi Kekerasan Berbasis Gender Online
Wellness
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Saat Ibu Kehilangan Diri Pasca Melahirkan, Latihan Beban Justru Menyelamatkan Irsani
Wellness
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Ramalan Zodiak Libra di Bulan Desember, Peluang Baru Menanti
Wellness
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Cara Cinta Laura Atasi Insecure dan Membangun Percaya Diri
Beauty & Grooming
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Dampak Jangka Panjang Screen Time, dari Gangguan Fisik hingga Perilaku
Parenting
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Sering Scroll Medsos, Remaja Jadi Mudah Mencari Validasi Menurut Psikolog
Wellness
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Dari Body Shaming Rita Sukses Capai Berat Badan Ideal Tanpa Olahraga
Wellness
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Mengapa Efek Screen Time pada Kemampuan Bahasa Anak Bisa Berbeda-beda
Parenting
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Cinta Laura Tak Tergiur Cara Instan Dapatkan Kulit Glowing
Beauty & Grooming
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Luna Maya Ungkap Efek Rutin Minum Vitamin Kulit untuk Perlambat Penuaan
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau