Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Pola Asuh Permisif dan Risikonya bagi Anak

Kompas.com - 03/12/2020, 06:38 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi oragtua yang permisif mungkin akan dipandang positif oleh anak-anak karena kita membuat mereka cenderung akan mendapakan apa saja yang diinginkan.

Namun, meskipun permisif, sebaiknya kita perlu menerapkan batasan, harapan, dan konsekuensi yang justru berguna untuk membantu anak-anak tumbuh menjadi orang dewasa yang baik.

Faktanya, para ahli mengatakan, menjadi orangtua yang permisif memungkinkan anak melakukan segala yang mereka mau, dan itu sangat membahayakan dalam jangka panjang.

Baca juga: Ketika Kate Middleton Bicara tentang Pola Asuh Anak...

"Penting untuk mengizinkan anak-anak membuat pilihan, memetakan jalan mereka sendiri, dan belajar dari kesalahan."

Demikian dikatakan psikolog perkembangan di Yeshiva University, New York, Amerika Serikat, Stephen Glicksman.

Sayangnya, orangtua yang permisif menempatkan anak-anak mereka untuk bertanggung jawab atas pertumbuhan mereka sendiri.

Artinya, tak ada dasar yang aman untuk memulai atau untuk kembali ketika anak-anak membutuhkan dukungan. 

Gaya pengasuhan inilah yang harus diketahui oleh para orangtua yang permisif, dan mengapa kita mungkin harus memilih pendekatan yang berbeda.

Pola asuh permisif

Di permukaan, orangtua yang permisif memiliki hubungan yang baik dengan anak-anak mereka.

Baca juga: Michelle dan Barack Obama Ungkap Pola Asuh untuk Kedua Putrinya

Anak-anak diperbolehkan melakukan apa yang mereka inginkan dan orangtua sering mengikuti arahan anak.

Orangtua yang permisif itu hangat dan penuh kasih. Mereka menolak gagasan untuk bertanggung jawab atas anak-anak.

Pola asuh permisif mungkin tampak berakar pada cinta dan pengertian, tetapi Glicksman mengatakan sesungguhnya hal tersebut tidak selalu demikian.

"Semua orangtua menginginkan yang terbaik untuk anaknya," ujar dia.

"Tapi menurut saya, sering kali orang memilih pola asuh yang permisif karena mereka takut anak tidak bahagia atau tidak bisa menjadi teman," sambung Glicksman.

Orangtua yang permisif mungkin membiarkan anak-anak mereka memilih waktu tidur atau makanan ringan dengan bebas, namun tidak menuntut tata krama atau rasa hormat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com