Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Trauma Anak Berdasarkan Usia, Pasca-perceraian Orangtua

Kompas.com - 03/03/2021, 07:20 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Fatherly

"Jika terjadi banyak konflik, terkadang perceraian terasa melegakan."

Sebelum masa pubertas, trauma akibat perceraian juga bisa diperburuk oleh orangtua yang berhenti melakukan tugasnya sebagai orangtua.

Perceraian menyebabkan anak jarang bertemu salah satu orangtua, entah itu ayah atau ibunya, sehingga anak merasa kehilangan sebagian dari dirinya.

"Hal terburuk bagi seorang anak adalah jika setelah perceraian, orangtua tidak ada," kata Carroll.

"Jika ingin melihat anak depresi, lihat apa yang terjadi jika orangtuanya tidak muncul."

Dia menambahkan, wajar jika seorang anak yang tidak diperhatikan orangtua akan bertanya, "apa yang salah dengan saya sehingga kamu tidak mencintai saya?"

Baca juga: Saran Psikolog untuk Mempertahankan Pernikahan di Ambang Perceraian

"Begitu seorang anak melewati masa pubertas, ada lebih banyak potensi untuk menerima dan memahami perceraian orangtua," ungkap Carroll.

"Saya memiliki remaja yang menengahi perceraian orangtua mereka. Terkadang anak adalah yang paling pintar dalam hal ini."

Carroll menekankan, anak memiliki ketangguhan, terutama jika anak tersebut sehat secara psikologis sebelum perceraian orangtua.

Bagi kebanyakan anak, butuh waktu satu tahun atau lebih untuk menyembuhkan luka akibat orangtuanya bercerai.

Namun pada akhirnya anak bisa menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut.

Sedangkan bagi kedua orangtua, ada kesulitan dalam menjaga konflik dari anak mengenai siapa yang memiliki hak asuh.

Baca juga: Bagaimana Sebaiknya Menjelaskan Perceraian pada Anak?

Sebaiknya orangtua memahami, jika masing-masing dapat berkomunikasi dengan baik antara satu sama lain, kondisi anak juga akan membaik.

"Belajarlah untuk bekerja sama, karena kita adalah orangtua. Kita harus bekerja sama," kata Carroll.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com