Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Samping Vaksin Covid-19 Lebih Mungkin Dirasakan Perempuan, Ini Sebabnya

Kompas.com - 10/03/2021, 17:22 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Misalnya, paparan estrogen menyebabkan sel kekebalan memproduksi lebih banyak antibodi sebagai respons terhadap vaksin flu.

Sementara testosteron adalah jenis imunosupresif atau menekan sistem kekebalan tubuh.

Vaksin flu cenderung kurang melindungi pada laki-laki dengan banyak testosteron, dibandingkan pada laki-laki dengan testosteron lebih sedikit.

Salah satu alasannya karena testosteron menekan produksi bahan kimia kekebalan tubuh yang dikenal sebagai sitokin.

Baca juga: Nyeri Otot Setelah Divaksin Covid-19, Normalkah?

3. Perbedaan genetik

Selain dua faktor di atas, perbedaan genetik antara laki-laki dan perempuan juga dapat mempengaruhi kekebalan tubuh.

Banyak gen yang berhubungan dengan kekebalan tubuh berada pada kromosom X, di mana perempuan memiliki dua salinan dan laki-laki hanya memiliki satu.

Secara historis, ahli imunologi percaya bahwa hanya satu kromosom X pada wanita yang dihidupkan, dan yang lainnya tidak aktif.

Terlepas dari itu, penelitian saat ini menunjukkan bahwa 15 persen gen lolos dari inaktivasi ini dan lebih banyak diekspresikan pada perempuan.

Respons imun yang kuat ini membantu menjelaskan mengapa 80 persen penyakit autoimun menimpa perempuan.

“Perempuan memiliki kekebalan yang lebih besar, entah itu untuk diri sendiri, untuk antigen vaksin, apakah itu untuk virus,” kata Klein.

Baca juga: Alasan Penderita Rematik Autoimun Tak Bisa Divaksin Covid-19

4. Dosis vaksin

Sejumlah penelitian menemukan bahwa perempuan menyerap dan memetabolisme obat secara berbeda dari laki-laki.

Perempuan seringkali membutuhkan dosis yang lebih rendah untuk efek yang sama.

Tetapi hingga tahun 1990-an, uji klinis obat dan vaksin sebagian besar tidak melibatkan perempuan.

"Dosis obat yang direkomendasikan secara historis didasarkan pada uji klinis yang melibatkan peserta laki-laki," kata Morgan.

Uji klinis saat ini memang menyertakan perempuan, tetapi dalam uji coba vaksin Covid-19, efek samping tidak cukup dipisahkan dan dianalisis berdasarkan jenis kelamin.

Peneliti juga tidak menguji apakah dosis yang lebih rendah mungkin sama efektifnya untuk wanita tetapi menyebabkan lebih sedikit efek samping.

Itulah mengapa, penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk tetap menyampaikan potensi efek samping vaksin kepada penerima vaksin, sehingga mereka lebih siap dan tidak takut, terutama pada perempuan.

Tapi, jika nanti kamu perempuan dan merasa mengalami efek samping sementara laki-laki di sekitarmu tidak, tak perlu mengkhawatirkannya.

"Itu normal, dan kemungkinan mencerminkan kerja sistem kekebalan tubuh," kata Klein.

Baca juga: Mutasi Virus Corona B.1.1.7, Bagaimana Efektivitas Vaksin?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com