KOMPAS.com - Semenjak pecahnya pandemi Covid-19, disinfektan menjadi kata yang tak lagi asing di telinga banyak orang.
Pandemi memaksa banyak orang mengubah kebiasaan hidup, salah satunya adalah adiksi terhadap kebersihan.
Namun, sayangnya apa yang terlihat bersih, belum tentu bersih dari kuman, bakteri, atau pun virus yang tak terlihat dengan mata telanjang.
Baca juga: Kebiasaan Baru, Stok Beragam Hand Sanitizer dan Disinfektan
“Membersihkan membuat sesuatu terlihat bersih,” kata Dr. Elizabeth Scott, Profesor mikrobiologi di Simmons Center for Hygiene and Health in Home and Community di Simmons University di Boston, Amerika Serikat.
“Disinfektansi dilakukan untuk memastikan kita telah mengurangi risiko patogen di berbagai permukaan.”
Tapi di saat kita terlalu terobsesi dengan kebersihaan, dan lantas menyemprot daerah di sekitar dengan disinfektan berkali-kali, maka hal ini justru bukanlah pilihan yang tepat.
Menggunakan produk disinfektan bukanlah jalan instan untuk kehidupan bebas kuman.
Kita harus menggunakan disinfektan dengan benar untuk mendapatkan manfaatnya, termasuk agar tetap sehat.
Baca juga: Efektifkah Tisu Basah Disinfektan Bersihkan Kuman?
Setidaknya, ada tiga pemahaman penting yang perlu kita ketahui mengenai disinfektan:
Agar efektif, disinfektan harus tetap dibiarkan lebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.