Tantangan lainnya adalah bagaimana meniru cara seniman tato menggambari kulit untuk mendapatkan garis yang bersih dan tepat.
"Seniman tato memiliki pemahaman mendalam tentang kulit manusia, tergantung pada lokasi menggambar tato di tubuh dan juga dari orang ke orang, dan mesin harus menirunya," lanjut Drew.
Baca juga: Seorang Pria Menutupi Semua Tato Tubuhnya Dalam Sehari, Apa Jadinya?
Pada pembuatan tato ini, kulit Fransen dibalut dengan perban dan diikat ke kursi untuk mencegah tangan Fransen bergerak.
"Dia sangat tenang terhadap segala proses yang dilaluinya," kata Drew.
Drew juga menekankan, dia tidak menganggap metode tato robotik bisa menjadi hal yang "normal" dalam waktu dekat.
"Saya tidak mencoba mengganti tato tradisional atau aspek manusia dari tato dengan konsep yang digerakkan robot ini," jelasnya.
"Saya berhati-hati agar tidak dianggap meremehkan bentuk seni, terutama setelah mendapatkan pemahaman seperti itu.
Rupanya, Drew juga merasakan duduk di "kursi panas" alias dibikinkan tato oleh Thomas, sebagai cenderamata dari proyek tersebut.
"Tato itu gambarnya adalah simbol bola lampu pijar, persilangan yang tepat antara teknologi dan kreativitas, meski beberapa orang menganggapnya sebagai referensi Pokemon," tutur Drew.
Baca juga: Nasib Seniman Tato Iran yang Tertolak karena Stigma Negatif