KOMPAS.com - Survei yang dirilis Ranstad USA tahun 2019 menunjukkan kebanyakan pria takut memberikan pujian pada rekan kantornya karena khawatir dianggap melecehkan.
Data dikumpulkan dari 1.227 karyawan AS yang berusia 18 tahun ke atas. Hasilnya, sebanyak 46 persen tidak tahu pujian apa yang bisa dikatakan di lingkungan kerja agar tidak melanggar kewajaran.
Para pria muda itu tidak paham batasan jelas yang berkaitan dengan pujian yang bisa disampaikan. Mereka takut ucapan tersebut berpotensi disalahartikan sebagai pelecehan seksual.
Berbeda dari ucapan yang menjurus pada hal bersifat seksual atau pelecehan fisik, pujian dinilai sebagai area abu-abu.
Audra Jenkins, Chief Diversity dan Inclusion Officer Randstad North America mengatakan jika para pria khawatir komentar mereka akan diambil dari konteks seharusnya.
"Kemudian karier mereka bisa rusak karena komentar yang diberikan, " jelasnya seperti dilansir dari CNBC pada Rabu (24/03/2021).
Baca juga: 6 Cara Kenali Beda antara Pujian dan Pelecehan
Survei ini juga menunjukkan jika 51 persen mengenal wanita yang telah dilecehkan secara seksual di tempat kerja. Namun, setengahnya mengaku tidak pernah angkat bicara setelah mendengar seorang rekan membuat komentar yang tidak pantas tentang lawan jenis.
Meski demikian, Jenkins menyebutkan jika pria dari generasi milenial dan minoritas lebih cederung mengakui dan melaporkan diskriminasi gender ini.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa masih banyak pria di lingkungan kerja yang tidak sepenuhnya memahami isu ini. Ada anggapan bahwa pria menjadi pihak yang terzalimi dan dicitrakan sebagai pelaku pelecehan seksual dalam isu diskriminasi gender di tempat kerja.
Panduan
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indonesia telah menyusun Guidelines on Sexual Harassment Prevention at the Workplace berdasarkan arahan dari International Labour Organization (ILO).
Baca juga: Sikapi Pelecehan Seksual pada Perempuan dengan Metode 5D
Dalam panduan tersebut, pelecehan di tempat kerja merupakan sebuah tindakan yang tidak diharapkan dan menyinggung, berulang dan tidak wajar, sehingga menimbulkan perasaan tidak aman.
Disebutkan pula jika pelecehan secara verbal juga masuk dalam kategori pelecehan seksual. Bentuknya termasuk komentar yang tidak diinginkan tentang kehidupan pribadi atau bagian tubuh atau penampilan seseorang, lelucon dan komentar yang menjurus ke arah seksual.
Sebaliknya, dikatakan pula jika pelecehan seksual tidak tidak termasuk berupa pujian sesekali yang dapat diterima dan sesuai secara sosial dan budaya.
Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kecerdasan Emosional di Tempat Kerja
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.