Pelabelan negatif seperti "buruk" atau "nakal" akan berbahaya bagi anak.
Menurut para ahli di Power of Positivity, label negatif dapat dengan cepat merusak kondisi internal anak. Label negatif sering kali akan menjadi kenyataan.
Selain itu, label negatif dapat membuat kita sulit berempati kepada anak, dan kita tidak dapat mendisiplinkan atau memperbaiki perilaku anak seiring waktu.
Baca juga: Memahami Pola Asuh Permisif dan Risikonya bagi Anak
Memberi label pada anak dengan "baik" atau "buruk" tidak efektif dan berpotensi merusak anak.
Menurut Corrine dari The Pragmatic Parent, ibu dan ayah dapat mengubah pola pikir dan berhenti memberi label pada anak lewat tiga cara, yaitu:
1. Waspada
Pertama, kita harus menyadari jika kita hendak melabeli anak. Kesadaran ini dapat membantu kita menahan diri sebelum melabeli anak.
Dan, -harapannya, kita dapat berubah pikiran saat niat pemberian label muncul di kepala.
2. Memisahkan anak dari perilakunya
Orangtua perlu berlatih memisahkan anak dari perilakunya.
Semakin banyak kita memisahkan perilaku anak dari keberadaannya, maka kita semakin mudah terhubung dan berempati dengan anak saat ia berperilaku buruk.
3. Melabeli perilakunya, bukan anaknya
Cobalah berlatih melabeli "perilaku" anak, bukan melabeli anak kita.
Dengan memberi label pada perilaku tersebut, kita dapat membantu anak mengenali perilaku yang harus diubah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.