KOMPAS.com - Beberapa waktu lalu, konten TikTok "pembukaan persalinan" yang dibuat oleh dokter Kevin Samuel viral di media sosial.
Sejumlah pihak menilai video berdurasi 15 detik itu bernuansa melecehkan perempuan.
Meski sudah meminta maaf, perbuatan Kevin dinilai telah melakukan pelanggaran etika profesi kedokteran kategori sedang. Hal itu disampaikan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Jakarta Selatan.
Kasus Kevin seharusnya membuat kita sadar untuk tidak asal mengunggah konten di media sosial.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu kita pikirkan sebelum mengunggah konten agar tidak berimplikasi buruk di masa depan.
Baca juga: Video TikTok Persalinan Langgar Etika Profesi, Dokter Kevin Samuel Minta Maaf
Nah, setidaknya, ada lima pertanyaan yang perlu ditanyakan kepada diri sendiri sebelum akhirnya memutuskan untuk mengunggah konten, antara lain:
Dalam konteks dokter Kevin Samuel, mungkin penting untuk mempertimbangkan etika kedokteran dan penyedia layanan kesehatan tempat bekerja.
Sementara untuk masyarakat lain, mungkin bisa pula mempertimbangkan apakah perusahaan tempat kita bekerja punya kebijakan khusus terkait media sosial.
Menurut pelatih karir dari the Muse, Christie Artis, yang telah berpengalaman di bidang SDM selama 20 tahun mengungkapkan, sekarang banyak perusahaan memiliki kebijakan yang sangat spesifik tentang apa yang boleh dan tidak diperbolehkan untuk dilakukan karyawannya.
Ini bisa jadi termasuk jika karyawan melanggar aturan atau pedoman membicarakan perusahaan secara online.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.