Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pahami, Begini Cara Anak Ungkapkan Emosi Berdasarkan Usia

Kompas.com - 09/06/2021, 10:02 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Di usia ini, anak mulai mengetahui kapan harus mengontrol ekspresi emosi sebagaimana juga mereka menguasai keterampilan regulasi perilaku yang memungkinkan mereka menyembunyikan emosinya dengan cara yang sesuai dengan aturan sosial.

  • 12 tahun ke atas

Ketika berusia 12 tahun ke atas, anak sudah mampu menganalisis dan mengevaluasi cara mereka merasakan atau memikirkan sesuatu.

Begitu juga terhadap orang lain, anak yang hampir memasuki masa remaja ini sudah dapat merasakan bentuk empati yang lebih dalam.

Perbedaan dalam perkembangan emosi membutuhkan perhatian khusus agar anak memiliki kemampuan meregulasi emosi mereka dengan tepat.

Baca juga: Tanpa Marah, Lakukan Ini untuk Mengendalikan Emosi Anak

Melatih anak mengelola emosi

Penting bagi setiap anak untuk memiliki kecerdasan emosional. Namun, hal ini memang perlu dibangun melalui sejumlah tahapan dan waktu yang tidak sebentar.

Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan melatih anak meregulasi emosinya. beberapa langkah untuk membantu anak memiliki mengelola emosi, antara lain:

  • Mengajari untuk mengenali emosi atau perasaan diri (name the feeling).
  • Mengajari untuk mengenali emosi atau perasaan orang lain.
  • Hadir dan mendengarkan perasaan anak.
  • Menanggapi dengan tepat apa yang menjadi kebutuhan anak.
  • Tidak bereaksi negatif saat anak rewel atau marah.
  • Menjadi contoh atau role model.
  • Senang bermain dengan anak dan tertarik dengan aktivitas anak.
  • Mengajarkan teknik-teknik relaksasi (emotional toolbox).

Tanda perkembangan emosi anak bermasalah

Lalu, apa tanda yang bisa kita lihat bahwa perkembangan emosi anak tidak sesuai tahapan usianya?

Anggia mengatakan, orangtua dapat memerhatikan anak untuk mengetahui sehat atau tidaknya emosi sosial anaknya.

Berikut lima tanda perkembangan emosi anak sudah baik, yaitu:

  • Anak mampu membangun hubungan dengan orang-orang di lingkungannya sesuai dengan tahapan usianya.
  • Anak tertarik menemukan hal baru dan mempelajarinya sesuai dengan tahapan usianya.
  • Anak mampu berkonsentrasi sesuai perkembangan usianya.
  • Emosi anak tidak mudah lepas kontrol alias tantrum berulang kali.
  • Anak mampu mengatur emosi dirinya sendiri ketika menghadapi tantangan (sesuai perkembangan usia).

Baca juga: 5 Cara agar Tenang dan Terkendali Saat Anak Tantrum

Terkadang, anak dapat mengalami emosi negatif yang dapat berkembang menjadi ledakan emosi (outbursts).

Sebenarnya hal ini dianggap wajar. Namun, ledakan emosi pada anak harus diwaspadai jika:

  • Ledakan emosi masih terjadi pada tahapan usia perkembangan di mana seharusnya itu sudah tidak terjadi, yaitu di atas usia 7-8 tahun.
  • Ledakan emosi anak membahayakan dirinya atau orang lain.
  • Ledakan emosi menimbulkan masalah serius di sekolah juga perlu diwaspadai.
  • Perilaku memengaruhi kemampuan anak bersosialisasi dengan teman-temannya sehingga mereka “dikucilkan”.
  • Perilaku tantrum anak membuat mereka distress atau kesulitan dalam keseharian keluarga.
  • Saat anak merasa tidak mampu mengendalikan emosi marahnya dan merasa dirinya “buruk”.

Menurut Anggia, kepercayaan terhadap orangtua dan model figur yang mereka amati dalam keluarga berperan dalam membentuk kepercayaan dirinya serta membantu mereka meregulasi emosi.

Anak yang merasa memiliki kepercayaan terhadap model figurnya juga cenderung lebih mandiri dan berani mengambil risiko.

"Apabila si kecil memiliki karakter ini, maka diharapkan anak dapat berperilaku tepat dalam lingkungan sosialnya dan terhindar dari masalah penyesuaian diri dalam hidupnya," kata dia.

Baca juga: Mengenali Masalah Emosi Anak di Masa Pandemi, dan Cara Mengatasinya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com