KOMPAS.com - Pemilik akun Twitter @quweenjojo menceritakan kronologi pelecehan seksual yang dialaminya sekitar tiga tahun lalu melalui sebuah utas. Utas tersebut kemudian viral di media sosial sejak Selasa (8/6/2021) malam.
Banyak warganet mengapresiasinya karena sudah berani "speak up" atau menceritakan tentang kasus tersebut. Apalagi kasus pelecehan seksual yang dialaminya menyangkut nama figur publik.
Padahal, menceritakan tentang kejadian pelecehan seksual dari segi korban sebetulnya tidak mudah.
Menurut psikolog klinis dari Personal Growth, Ni Made Diah Ayu Anggreni, MPsi, banyak korban pelecehan seksual memilih diam dan menyimpan ceritanya sebagai kejadian.
Para korban pelecehan seksual juga kerap mengalami depresi, kepercayaan diri rendah, trauma, ketakutan dan kesulitan dalam menjalin relasi intim.
Hal itu disebabkan karena banyak korban kerap merasa malu, bersalah, menyalahkan diri, serta takut dijauhi dan dikucilkan.
"Untuk dapat berbicara, bahkan pada orang terdekat, membutuhkan keberanian."
"Apakah ingin berbicara kepada satu kelompok atau seratus orang, dibutuhkan keberanian yang sangat besar untuk menceritakan kisah Anda, berani untuk terbuka," kata Ayu kepada Kompas.com, Kamis (9/6/2021).
Baca juga: Banyak Korban Pelecehan Seksual Pilih Diam, Ini Penjelasan Psikolog
Meski begitu, lanjut Ayu, bercerita sebetulnya bisa membantu korban pelecehan seksual menghadapi masalahnya dan melewati kerahasiaan yang selama ini kerap membuat mereka merasa terisolasi.
Ini dapat menjadi langkah awal untuk saling memahami dan mendukung, terutama dengan orang-orang tempat ia bercerita.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.