KOMPAS.com - Publik dihebohkan dengan kasus dugaan pelecehan sosial yang diungkapkan oleh pemilik akun Twitter @quweenjojo. Menurutnya, kejadian itu dialami sudah sekitar tiga tahun lalu.
Banyak yang mengapresiasi pemilik akun tersebut karena sudah berani untuk menceritakan kejadian yang dialaminya.
Namun, tak sedikit korban pelecehan seksual lain yang diam ketika kejadian tersebut menimpanya, baik di tempat kejadian maupun setelah kejadian.
Apa penyebabnya?
Psikolog klinis dari Personal Growth, Ni Made Diah Ayu Anggreni, MPsi, menjelaskan, respons setiap orang ketika mengalami kejadian buruk atau berbahaya akan berbeda-beda, termasuk ketika mengalami pelecehan sosial.
"Respons setiap orang berbeda-beda sehingga tidak bisa digeneralisasi," katanya kepada Kompas.com, Rabu (9/6/2021).
Baca juga: Klarifikasi Gofar Hilman soal Tuduhan Pelecehan Seksual
Pada saat kejadian, secara umum respons yang akan muncul adalah fight, flight, dan freeze. Menurut Ayu, respons ini bisa hanya muncul satu saja atau beberapa tetapi tidak bersamaan.
Beberapa individu mungkin akan memberi respons fight atau melawan, sementara individu lainnya mungkin hanya memberikan respons freeze atau diam dan tidak menunjukkan reaksi apapun.
Ketika seseorang menunjukkan reaksi freeze terhadap peristiwa yang terjadi, itu bisa juga merupakan respons yang muncul karena merasa kaget.
"Di mana orang tersebut secara tidak sadar tidak bisa melakukan suatu hal untuk merespon situasi tersebut," ucap Ayu.
Banyak orang kemudian bingung ketika dirinya berada pada posisi korban. Lalu, apa yang perlu dilakukan ketika kita menjadi korban pelecehan seksual?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.