KOMPAS.com - Kemunculan orang-orang dengan klaim bahwa mereka antivaksin — terutama yang menolak vaksin karena menerima informasi yang tidak benar (hoax) — bisa semakin memperburuk situasi pandemi.
"Orang-orang yang tidak mau divaksin adalah orang-orang yang akan membuat pandemi ini terus berlanjut," kata profesor epidemiologi di UNLV School of Public Health, Brian Labus, PhD.
Alasannya, orang yang tidak divaksin akan membuat virus lebih mudah bermutasi menjadi makin berbahaya bila menjangkitinya.
Orang-orang yang tidak divaksin ini sangat berisiko menyebarkan virus corona varian baru hasil mutasi.
Itulah mengapa, wilayah atau negara yang tingkat vaksinasinya rendah bisa menjadi tempat-tempat dengan jumlah kasus dan rawat inap baru Covid-19 tertinggi.
"Semakin banyak orang yang terinfeksi virus, maka akan lebih hebat virus itu menginfeksi orang," jelas seorang profesor biologi di Stanford University, Erin Mordecai, PhD.
Mordecai juga menambahkan bahwa setiap infeksi baru itu sama dengan tiket lotre yang dibeli oleh virus.
Jika terjadi lebih banyak infeksi, berarti lebih banyak peluang virus untuk menang sehingga mampu menembus efektivitas vaksin.
Baca juga: Waspada, Mutasi Virus Corona B.1.1.7 Lebih Menular dari Sebelumnya
Tidak semua orang bisa mengakses vaksin
Saat ini, varian delta yang paling mendominasi di berbagai negara. Varian yang pertama kali ditemukan di India itu 60 persen lebih menular.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.