KOMPAS.com - Pemenuhan kecukupan air susu ibu (ASI) merupakan bagian penting sekaligus asupan terbaik dalam masa perkembangan bayi.
Namun sayangnya, 62 persen tenaga kesehatan di layanan primer (puskesmas) di Indonesia mengaku kesulitan mempertahankan agar para ibu tetap memberikan ASI eksklusif, selama masa pandemi Covid-19.
Data tersebut terungkap dari hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Health Collaborative center (HCC).
Baca juga: Ibu Positif Covid-19, Waspada Efek Konsumsi Obat dan Vitamin pada ASI
Penelitian ini melibatkan 1.000 responden yang terdiri dari 154 dokter, 754 bidan, dan 92 tenaga kesehatan lain yang tersebar di 25 provinsi.
Para responden itu bertugas di puskesmas, rumah sakit, maupun praktik bidan mandiri, dengan masa kerja antara 8-23 tahun.
Juga terungkap, 57 persen responden merasa tidak adanya fasilitas khusus untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) secara daring/telemedicine menjadi kendala.
Sebab, semua kegiatan pelatihan terhenti akibat terjadinya pandemi Covid-19.
Selain itu, tenaga kesehatan tidak mendapat pelatihan manajemen laktasi untuk masa pandemi.
Lalu, 42 persen responden mengungkap soal kurang adanya ketersediaan informasi tentang menyusui.
Baca juga: Tips Memberi ASI bagi Ibu yang Terinfeksi Covid-19
Lebih jauh lagi, hoax juga menjadi halangan bagi ibu untuk bisa percaya kepada tenaga kesehatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.