Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangis, Baik atau Malah Merugikan? Simak Jawabannya...

Kompas.com - 15/09/2021, 17:57 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Para peneliti meyakini bahwa menangis melepaskan oksitoksin dan opioid endogen yang dikenal sebagai endorfin.

Bahan kimia inilah yang membuat kita merasa baik serta meringankan rasa sakit fisik dan emosional.

Bukti menangis dapat menjadi cara yang baik untuk membuat kita merasa lebih baik mungkin terasa saat kita menonton film dengan cerita sedih, Titanic-misalnya.

Setelah menangis karena menontonnya, perasaan akan terasa lebih baik.

Laki-laki pun boleh menangis

Tidak sedikit orangtua yang menanamkan pada anak laki-laki mereka bahwa laki-laki sejati itu tidak menangis.

Saat anak beranjak dewasa, bisa saja pikiran itu tetap tertanam, dan membuat mereka menarik diri secara emosional dari orang yang mereka cintai.

Atau, mereka mengobati diri sendiri dengan alkohol atau obat-obatan, bahkan hingga menimbulkan pikiran bunuh diri.

Oleh karena itu, banyak laki-laki yang perlu mempelajari keterampilan bagaimana berhubungan kembali dengan emosi mereka.

Baca juga: Pahami, 5 Manfaat Menangis bagi Tubuh dan Pikiran

Pada 1990-an silam, penyair Robert Bly memimpin seminar di mana ia mengajari para peserta bagaimana berhubungan dengan perasaan sedih dan kehilangan yang telah lama terkubur, lalu menangis secara terbuka jika perlu. 

Jadi, seharusnya didikan seperti ini dimulai sejak dini agar membuat laki-laki tidak malu lagi jika menangis.

Menangis di masa pandemi

Pandemi memakan banyak korban. Karena itu, tak heran jika saat ini perasaan kita lebih rentan.

Bahkan, banyak orang yang sebelumnya tidak mudah menangis, mendapati diri mereka lebih mudah menangis.

Faktanya, seorang professional medis menunjukkan bahwa memperlihatkan emosi di depan umum mungkin sudah menjadi hal umum di kondisi new normal.

Menangis bisa menjadi tanda masalah

Meski memiliki banyak manfaat, terkadang menangis bisa menjadi tanda masalah, terutama jika terjadi terlalu sering, terjadi tanpa alasan jelas, atau memengaruhi aktivitas sehari-hari.

Sebaliknya, orang yang menderita jenis depresi klinis tertentu sering kesulitan menangis, bahkan ketika mereka menginginkannya.

Jadi, jika kamu mengalami salah dari gejala ini, akan lebih baik untuk menemui seorang profesional medis yang dapat membantu mendiagnosis masalah dan menyarankan perawatan yang tepat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com