Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/09/2021, 05:43 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tinggal di Indonesia yang beriklim tropis membuat tubuh dan kulit kepala kita gampang merasa gerah.

Kebanyakan orang cenderung keramas dua hari sekali, apalagi bisa setiap hari jika kulit kepala mudah berminyak akibat cuaca panas.

Ada juga orang yang hanya keramas 1-2 kali seminggu. Nah, sebenarnya, berapa kali rambut harus dicuci?

Baca juga: Rekomendasi Frekuensi Keramas Berdasarkan Jenis Rambut

Dokter kulit Joshua Zeichner, bersama Elizabeth Hughes, dokter kulit yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, serta penata rambut selebritas Adir Abergel, memaparkan pemahaman mereka terkait hal ini.

Intensitas keramas atau mencuci rambut

Banyak ahli menyarankan untuk keramas setiap 2-3 hari sekali. Intensitas ini tergantung dari jenis rambut dan kebutuhan kulit kepala individu.

Individu yang berambut ikal atau memiliki tekstur tertentu dianjurkan untuk keramas tidak lebih dari sekali dalam waktu 1-2 minggu, menurut American Academy of Dermatology.

Jika pemilik rambut bertekstur atau rambut ikal keramas lebih dari sekali dalam kurun waktu seminggu, rambut dapat mengalami kekeringan dan kerusakan, kata Zeichner.

Rambut yang dirawat dengan bahan-bahan kimia juga sebaiknya tidak dicuci terlalu sering.

Hughes menganjurkan individu yang menggunakan bahan kimia dalam perawatan rambut agar keramas setidaknya dua hari sekali.

Langkah itu diperlukan Demi melindungi kutikula atau bagian terluar batang rambut.

"Bahan kimia merusak kutikula dan membuat kutikula lebih mudah merusak rambut dibarengi praktik perawatan rambut rutin lainnya," kata Hughes.

Baca juga: Kesalahan Saat Keramas yang Merusak Rambut

"Menerapkan banyak panas pada rambut seperti alat pengering atau pengeriting rambut juga dapat merusak kutikula."

"Tetapi, biasanya di tingkatan yang lebih rendah daripada penggunaan bahan-bahan kimia," sambung dia.

Sementara itu, pemilik rambut lurus dapat lebih sering mencuci rambut tanpa mengalami risiko kerusakan kutikula yang berarti.

"Dibutuhkan lebih banyak upaya untuk merusak dan atau mengikis kutikula rambut lurus daripada rambut bertekstur," ujar Hughes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com