"Jika tidak ada perubahan, akan ada lebih banyak plastik di lautan daripada ikan pada tahun 2050," ungkap pendiri merek sabun blue beauty Petal, Jason Domangue.
"Orang Amerika membuang lebih dari 30 juta ton plastik per tahun dan hanya delapan persen yang didaur ulang."
"Produk perawatan pribadi menyumbang lebih dari 500 juta botol plastik ke tempat pembuangan sampah dan lautan setiap tahunnya," ujar dia.
Polusi plastik adalah masalah ekologi yang mendesak, tetapi perlu juga disebutkan bahwa produk kecantikan adalah beberapa yang paling sulit untuk didaur ulang.
Di samping itu, plastik secara langsung juga menghasilkan lebih banyak limbah karena bagian-bagian kecil, tutup, dan lebih banyak dari bagian produknya.
Blue beauty berfokus pada kemasan plastik-negatif yang bertanggung jawab.
Bahkan, produk yang mengklaim berkelanjutan tetapi masih menggunakan plastik, tidak masuk ke dalam standar blue beauty.
"Pastikan semua kemasan dimaksudkan untuk digunakan kembali atau didaur ulang."
"Tujuannya agar tidak ada yang berakhir di tong sampah, tempat pembuangan akhir, atau laut," kata Domangue.
Baca juga: Clean Beauty, Tren Penggunaan Skincare yang Aman
Untungnya, produk kecantikan isi ulang mendapatkan momentum dengan banyak merek yang menawarkan pilihan ekonomis untuk menghemat uang ekstra, serta planet ini.
Misalnya, merek seperti Bathing Culture, OUAI, dan Tata Harper yang menawarkan isi ulang produk perawatan tubuh dan perawatan kulit di dalam toko, sebagai bagian dari upaya mereka untuk mengurangi polusi plastik.