Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Perilaku Pasif-Agresif dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 09/11/2021, 10:51 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pernahkah kamu bertemu seseorang yang berusaha keras melakukan pendekatan dan banyak berjanji, namun si dia akhirnya tidak menepatinya?

Atau memiliki pacar yang mengajak kencan dan berjanji akan menghubungi tetapi tak ada kabar sampai malam?

Jika iya, itu bisa menjadi contoh perilaku pasif agresif.

Mengutip Mayo Clinic, perilaku pasif-agresif sederhananya merupakan pola perilau yang cenderung mengekspresikan suatu perasaan negatif secara tak langsung alih-alih bersikap terbuka.

Sementara itu, melansir Real Simple, psikolog klinis dan penulis dari Living With the Passive-Aggressive Man, Scott Wetzler, PhD, menjelaskan bahwa pasif-agresif lebih menggambarkan apa yang belum dilakukan seseorang dibandingkan sebaliknya.

Baca juga: Fakta Mengejutkan dari Pasangan yang Bertemu di Aplikasi Kencan

Tak hanya itu, Wetzler mengatakan bahwa bagaimanapun juga perilaku pasif agresif ini merupakan perilaku yang menggambarkan gangguan dalam hubungan dan menggambarkan bagaimana yang lemah “ditindas” oleh yang lebih kuat dan berkuasa.

Nah, biasanya perilaku pasif-agresif ini disebabkan oleh adanya ketakutan yang menghalangi mereka untuk mengekspresikan suatu perasaaan secara terbuka, yang dapat terjadi sejak masa anak-anak hingga dewasa.

Mereka yang mengalaminya saat dewasa biasanya tak mampu menghilangkan rasa takut mereka saat remaja hingga menimbulkan konflik psikolgi itu pada masa dewasanya.

Mengenali perilaku pasif-agresif

Menurut psikolog klinis bersertifikat Rudy Nydegger, PhD, seseorang mengalami pasif-agresif jika ia kerap menemukan dirinya sendiri merasa terkutuk jika tidak melakukan suatu tindakan pada seseorang.

Tanda lainnya, ketika seseorang tampaknya mengatakan atau melakukan hal-hal yang kita anggap sebagai niat bermusuhan. Namun orang tersebut menyangkal atau mengalihkan dan tidak akan merespons secara langsung terhadap masalah. Sebaliknya ia akan menyalahkan orang lain setiap kali mereka disudutkan.

Baca juga: Kenali, Rasa yang Terus Muncul dalam Hubungan Toksik

Cara menanganinya

Wetzler mengungkapkan tips menangani perilaku pasif-agresif dengan memberi contoh kasus di mana seorang wanita protes pada pasangannya karena ingkar janji untuk kencan.

Pasangannya pun membalas bahwa ia sibuk, padahal kenyataannya dia pergi dengan wanita lain di malam itu, tidak mengakui kesalahannya dan malah menyalahkan pasangannnya.

IlustrasiPIXABAY/PEXELS Ilustrasi

Nah, jika itu terjadi pada kita, respons terbaiknya adalah dengan mengenali pasif agresif sebagai perilaku yang kejam. Ini berarti kita harus membuat batasan dan memberi respon yang tepat.

Kita juga harus bersikap tegas dan tidak mudah percaya dengan alasannya.

Bagaimana cara mendeteksi apakah kita memiliki perilaku pasif-agresif?

Jika merasa kita berperilaku pasif-agresif, cara tebaik untuk mendeteksinya adalah dengan berusaha jujur pada diri sendiri. Saat merasa marah, responslah perasaan tersebut dengan jujur dan benar.

Baca juga: 4 Alasan Kegagalan dalam Hubungan Bikin Percintaan Lebih Baik

 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com