Tak jarang, kita memaksakan ide-ide tentang bagaimana seharusnya anak berperilaku.
Jika kita memiliki anak high em, yang lebih rentan terhadap tekanan dan frustrasi, ia akan frustrasi karena terus menerus ditekan.
Baca juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Orangtua Sebelum Beri Nama Anak
Pada akhirnya, hal ini membuat terciptanya feedback negatif dari anak. Akibatnya, anak akan menjadi mudah marah.
Lalu, semakin banyak konsekuensi yang dipaksakan, anak pun akan menjadi lebih kesal.
Kemudian, baik kita dan anak akan marah, membuat perilaku anak malah memburuk.
Solusinya, cobalah ajak anak untuk memecahkan masalah bersama. Bicaralah dengan anak tentang perilakunya yang buruk itu.
Misalnya, menanyakan mengapa dia memukul saudaranya atau melempar mainan-mainannya.
Cari tahu apa pemicu perilaku buruk itu.
Biasanya, perilaku itu dipicu dari menyelesaikan tugas di bawah tekanan -seperti berpakaian untuk sekolah, bergegas melalui rutinitas sebelum tidur.
Ketika kita berhasil memecahkan masalah dengan anak, baik kita dan anak akan menemukan cara bagaimana membuat segalanya lebih baik, dan membuat kita menemukan solusi yang cocok.
Intinya, dengan beberapa percobaan dan kesalahan, menghargai langkah kecil anak serta bekerja sama untuk membuat perilaku lebih baik, menjadi cara yang jauh lebih efektif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.