Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/11/2021, 10:06 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi kesehatan kronis yang dapat menyebabkan banyak komplikasi medis.

Tetapi, memiliki tekanan darah tinggi tidak secara langsung membuat wanita lebih sulit untuk hamil.

Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi (obgyn) di Columbia University Medical Center di New York City, Joshua Klein, MD, hipertensi juga tidak memengaruhi suplai sel telur wanita, serta kemampuannya untuk berovulasi atau kesehatan sel telur dan embrionya.

"Meskipun ada beberapa saran dalam literatur ilmiah bahwa hipertensi dapat memengaruhi lapisan rahim yang dapat mengganggu implantasi sehat embrio, masalah ini sebagian besar hanyalah bersifat teoretis," terangnya.

Kendati demikian, bagaimanapun juga diagnosis hipertensi masih sangat penting bagi seorang wanita yang ingin hamil karena beberapa alasan.

Baca juga: 11 Gejala Hipertensi yang Perlu Diwaspadai

Kondisi-kondisi terkait

Dokter Klein mengatakan bahwa sebagian besar wanita usia reproduksi dengan hipertensi biasanya memiliki satu atau lebih kondisi terkait yang berdampak negatif pada kesuburan.

Sebagai contoh, wanita yang obesitas, merokok, dan berusia di atas 40 tahun sering kali terkait dengan peningkatan risiko hipertensi, serta memiliki gangguan terhadap kesuburan.

Kemudian, wanita dengan sindrom ovarium polikistik atau PCOS juga sering dikaitkan dengan obesitas, infertilitas, dan hipertensi.

Pengobatan

Banyak obat untuk penderita hipertensi yang sebenarnya tidak aman digunakan selama kehamilan.

"Sebelum hamil, wanita yang menggunakan antihipertensi mungkin perlu berbicara dengan dokter mereka tentang beralih ke obat tekanan darah yang aman dan kompatibel dengan kehamilan," jelasnya.

"Obat-obatan dengan kategori kehamilan A atau B akan lebih digunakan. Sementara obat kategori C terkadang dapat diterima, tetapi harus didiskusikan dengan dokter," lanjut dia.

Konsultasi dengan dokter

Dokter Klein mengungkapkan bahwa wanita hamil dengan hipertensi kronis berada pada risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami komplikasi kehamilan.

"Komplikasi ini biasanya dapat menyebabkan keguguran, pre-eklampsia, pertumbuhan janin yang buruk, serta pemisahan plasenta prematur," tuturnya.

Maka dari itu, dia menyarankan agar ibu hamil dengan hipertensi mulai berkonsultasi pra-konsepsi dengan dokter kandungan untuk mendiskusikan kemungkinan risiko dan mengoptimalkan pengobatan yang dapat membantu mengurangi kemungkinan komplikasi potensial.

Baca juga: Gaya Hidup yang Sebabkan Orang Muda Sakit Hipertensi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com