Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Afrika Selatan Uji Efektivitas Vaksin Hadapi Varian Omicron

Kompas.com - 30/11/2021, 14:47 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Virus tersebut akan diuji dengan plasma darah pembawa antibodi dari orang yang divaksinasi dan mereka yang telah pulih dari infeksi Covid.

Laboratoriumnya akan menilai perlindungan yang diberikan oleh vaksin Oxford/AstraZeneca, Pfizer/BioNtech dan Johnson & Johnson.

Sementara, tes pada plasma dari pasien yang pulih akan membantu menjelaskan risiko infeksi ulang dengan Omicron.

Laporan awal dari Afrika Selatan menunjukkan, infeksi ulang lebih sering terjadi pada Omicron daripada varian Delta, tetapi diperlukan lebih banyak data untuk memastikannya.

Penelitian ini disebut akan selesai dalam waktu dua minggu mendatang.

Hasilnya diharapkan dapat memberikan bukti laboratorium pertama tentang efektivitas vaksin yang ada menghadapi varian Omicron.

Termasuk jawaban apakah produsen vaksin perlu memperbarui produknya untuk menangkah Omicron.

Hanya saja, tantangan utamanya adalah begitu banyaknya mutasi yang dibawa oleh varian Omicron.

Kondisi ini membuat ilmuwan harus bekerja keras untuk membuat pseudovirus yang sesuai.

“Ini akan memakan waktu untuk memperkenalkan begitu banyak mutasi,” kata Moore.

Baca juga: Omicron Jadi Varian Terbaru Covid-19, Mengapa Virus Terus Bermutasi?

Kerja cepat menghadapi varian Omicron

Riset serupa juga dilakukan oleh ahli virologi, Prof Alex Sigal dari African Health Research Institute, Durban, Afrika Selatan.

Ia dikabarkan tengah meneliti varian Omicron yang menginfeksi sejumlah penduduk negara tersebut baru-baru ini.

Setelah datanya memadai, varian tersebut akan diuji terhadap plasma darah dari orang yang divaksinasi dan mereka yang memiliki kekebalan alami setelah infeksi Covid.

Ravi Gupta, profesor mikrobiologi klinis di Universitas Cambridge, Inggris mengatakan riset segera dipercepat untuk memastikan kondisinya, termasuk dengan pseudovirus maupun virus asli.

Eksperimen lebih lanjut, katanya, akan melihat seberapa baik perawatan antibodi sintetis menangani varian tersebut.

Terapi sangat penting bagi pasien yang tidak dapat meningkatkan respons imun mereka sendiri terhadap virus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com