Sebenarnya pala dari Indonesia sudah sejak lama dicari orang-orang Eropa. Namun yang lebih dikenal adalah pala Banda (Myristica fragrans).
Sedangkan pala yang bentuknya lebih panjang atau pala tomandin (Myristica argentea Warb) dari Papua kurang dikenal, meskipun mutunya tidak kalah dan memiliki keharuman yang berbeda.
Nah, untuk lebih memberdayakan masyarakat di Fakfak, Yayasan Inobu bersama Shestarts.id menggunakan pala yang disebut Hanggi dalam bahasa setempat ini sebagai bahan aroma terapinya.
Selain menggunakan minyak atsiri buah pala, produk Hanggi juga yang dipadukan dengan beberapa aroma lain, di antaranya patchouli, musk, dan frankincense.
Kombinasi beberapa bahan di dalamnya menciptakan suasana segar seperti hutan pala dan memberikan sensasi menenangkan serta membantu mengurangi stres dan kecemasan.
Sedangkan aroma manis dan hangat dari pala melambangkan makna pala bagi masyarakat Fakfak sebagai sumber hidup yang sejahtera.
"Produk olahan pala menjadi aromaterapi ini adalah lambang kerja keras serta keramahan dan senyuman setiap petani pala bimbingan kami," ungkap Manajer Agribisnis Yayasan Inobu, Ofra Shinta Fitri.
Pala tomandin yang tumbuh di hutan-hutan di Kabupaten Fakfak dan Kaimana, Papua Barat, merupakan bagian dari identitas masyarakat Mbham Mbhatta, pemilik adat lahan. Rempah beraroma khas ini telah dibudidayakan oleh masyarakat adat selama ratusan tahun.
Petani pala di Fakfak merawat dan mejual pala secara turun-temurun, menjadikan buah ini sebagai sumber kehidupan dan bagian dari budaya. Penghasilan dari penjualan pala pun membantu para petani untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Masyarakat adat bergantung pada pala sebagai sumber penghidupan sehingga mereka juga ikut mengelola dan menjaga hutan. Pengelolaan hutan berkearifan lokal seperti ini sejalan dengan upaya pembangunan berkelanjutan.
“Kami berhara peluncuran perdana ini bisa memperkenalkan pala Tomandin kepada publik sekaligus menarik minat masyarakat terhadap produk-produk olahan pala yang merupakan identitas masyarakat asli Fakfak,” kata Ofra.
“Minat publik yang tinggi tentunya akan berdampak positif pada penghidupan petani pala di Fakfak, yang pada akhirnya bisa terus melanjutkan tradisi mereka untuk mengelola dan menjaga hutan pala di kampung mereka."
Dengan harapan tersebut, aromaterapi Hanggi bukan saja wangi dan menenangkan, namun juga membantu masyarakat adat memiliki kehidupan lebih baik, sekaligus melestarikan hutan setempat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.