Demikian penuturan Presiden Alliance for American Manufacturing, Scott Paul.
Namun menurut laman Fast Company, New Balance mengaku bahwa 70 persen sepatunya yang diberi label "Made in USA" benar-benar dibuat di AS.
New Balance juga menyebutkan, perusahaan mereka memiliki empat pabrik di New England yang mempekerjakan sekitar 1.000 pekerja AS untuk membuat sepatu tersebut.
Namun faktanya, bagaimana pun juga definisi internal New Balance tentang apa artinya "Made in USA" telah bertentangan dengan definisi hukum yang ditetapkan oleh FTC.
Sebagian besar perusahaan AS diketahui berfokus untuk menemukan biaya tenaga kerja serendah mungkin selama bertahun-tahun.
Baca juga: G-Shock Made in Japan Lebih Bagus dari Buatan China dan Thailand?
Hal inilah yang mendorong mereka untuk mencari pabrik di negara-negara berupah rendah seperti China dan Bangladesh.
Tetapi menurut Willy Shih, seorang profesor di Harvard Business School dengan spesialisasi dalam masalah manufaktur dan rantai pasokan, sekarang ada biaya baru yang perlu dipertimbangkan para produsen.
Terutama dua tahun terakhir, sejak pandemi menyebabkan gangguan besar dalam rantai pasokan global dan membuat biaya pengiriman melonjak.
"Mereka harus bergulat dengan banyak biaya produksi lainnya. Mulai dari pengiriman hingga inventaris yang tertunda," ungkap Shih.
Sehingga, mau tidak mau, beberapa produsen fesyen harus mengalihkan sebuah tempat atau lokasi di wilayah AS untuk menjadi pusat manufaktur mereka.
Baca juga: New Balance Made in USA 1300 yang Penuh Gaya
"Ini akan memakan waktu bagi perusahaan untuk mengatur rantai pasokan domestik," kata Paul.
"Namun pada akhirnya, kita dapat melihat lebih banyak merek membuat produk dengan aturan ketat FTC tentang apa yang dapat diberi label 'Made in USA' dan konsekuensinya," ujar dia.
Di satu sisi, ini juga memungkinkan konsumen untuk lebih percaya terhadap barang-barang berlabel "Made in USA", yang sesungguhnya dan bahkan membayar mahal untuk itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.