Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Label "Made in USA", New Balance Digugat Konsumen, Kenapa?

Kompas.com - 07/01/2022, 15:25 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Langkah itu -tentu saja, dilakukan untuk menunjukkan bahwa sepatu tersebut dibuat di AS.

Gugatan tersebut -seperti disebut di atas, juga mengungkapkan, sepatu New Balance mengandung sebanyak 30 persen bahan yang dibuat di luar negeri.

Masalahnya, banyak konsumen yang kemudian tertipu dan bersedia membayar lebih untuk produk yang mereka yakini dibuat di AS.

Sementara itu, penelitian tahun 2019 dari Alliance for American Manufacturing dan FTC juga menunjukkan bahwa 60 persen konsumen bersedia membayar hingga 10 persen lebih mahal untuk produk buatan AS.

"Ada nilai nyata yang terkait dengan label 'Made in the USA'. Jadi, memastikan label dijaga, dilindungi, dan ditegakkan dengan baik sangat penting."

Demikian penuturan Presiden Alliance for American Manufacturing, Scott Paul.

Benar dibuat di AS?

Namun menurut laman Fast Company, New Balance mengaku bahwa 70 persen sepatunya yang diberi label "Made in USA" benar-benar dibuat di AS.

New Balance juga menyebutkan, perusahaan mereka memiliki empat pabrik di New England yang mempekerjakan sekitar 1.000 pekerja AS untuk membuat sepatu tersebut.

Namun faktanya, bagaimana pun juga definisi internal New Balance tentang apa artinya "Made in USA" telah bertentangan dengan definisi hukum yang ditetapkan oleh FTC.

Masa depan merek buatan AS

Sebagian besar perusahaan AS diketahui berfokus untuk menemukan biaya tenaga kerja serendah mungkin selama bertahun-tahun.

Baca juga: G-Shock Made in Japan Lebih Bagus dari Buatan China dan Thailand?

Hal inilah yang mendorong mereka untuk mencari pabrik di negara-negara berupah rendah seperti China dan Bangladesh.

Tetapi menurut Willy Shih, seorang profesor di Harvard Business School  dengan spesialisasi dalam masalah manufaktur dan rantai pasokan, sekarang ada biaya baru yang perlu dipertimbangkan para produsen.

Terutama dua tahun terakhir, sejak pandemi menyebabkan gangguan besar dalam rantai pasokan global dan membuat biaya pengiriman melonjak.

"Mereka harus bergulat dengan banyak biaya produksi lainnya. Mulai dari pengiriman hingga inventaris yang tertunda," ungkap Shih.

Sehingga, mau tidak mau, beberapa produsen fesyen harus mengalihkan sebuah tempat atau lokasi di wilayah AS untuk menjadi pusat manufaktur mereka.

Baca juga: New Balance Made in USA 1300 yang Penuh Gaya

"Ini akan memakan waktu bagi perusahaan untuk mengatur rantai pasokan domestik," kata Paul.

"Namun pada akhirnya, kita dapat melihat lebih banyak merek membuat produk dengan aturan ketat FTC tentang apa yang dapat diberi label 'Made in USA' dan konsekuensinya," ujar dia.

Di satu sisi, ini juga memungkinkan konsumen untuk lebih percaya terhadap barang-barang berlabel "Made in USA", yang sesungguhnya dan bahkan membayar mahal untuk itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com