Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Sering Deg-degan? Simak Cara Mengatasinya

Kompas.com, 11 Februari 2022, 08:45 WIB

Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.

Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Riski Monika & Brigitta Valencia Bellion

DEG-DEGAN sebagai reaksi dari rasa cemas merupakan bentuk dari emosi yang wajar.

Pada kondisi tertentu yang menyebabkan jantung berdebar, di antaranya aktivitas fisik berat, mengalami stres, rasa takut, cemas, panik, hingga konsumsi kafein yang berlebihan.

Perlu diingat, kondisi jantung berdebar tak selalu tanda memiliki penyakit jantung.

Rasa deg-degan umumnya dialami orang saat momen penting, seperti wawancara kerja dan presentasi di depan banyak orang.

Ketika menghadapi situasi yang menegangkan, tidak hanya pikiran saja yang menjadi gelisah, namun kondisi tubuh juga sering kali bereaksi negatif.

Rasa cemas atau jantung berdegup kencang saat menghadapi momen penting atau berhadapan dengan banyak lawan bicara merupakan hal yang wajar.

Perasaan tersebut akan hilang seiring dengan pemicu rasa cemas tersebut yang juga berangsur hilang.

Lalu bagaimana cara mengatasi keadaan tersebut saat kita seharusnya tampil all out di depan orang banyak?

Melansir Kompas.com berikut adalah tips mengatasi deg-degan atau ketika jantung berdebar kencang.

Relaksasi

Dengan teknik deep breathing 4-7-8. Tarik napas panjang secara perlahan selama 4 hitungan, tahan saat hitungan ke-7, dan embuskan perlahan pada hitungan ke-8. Hal ini bisa dilakukan secara berulang sampai kondisi tenang.

Mengucap kalimat afirmasi

Ucapkan kalimat-kalimat yang menguatkan dan meyakinkan diri sendiri seperti, “Semua akan terlewati dengan baik”.

Minum air putih

Kurang air putih yang menyebabkan dehidrasi dapat memicu jantung berdebar-debar. Hal ini disebabkan darah jadi lebih kental saat dehidrasi.

Semakin kenal darah, kinerja jantung jadi makin berat, sehingga denyut jantung meningkat.

Selain tips di atas, berikut penjelasan terkait fakta seputar deg-degan.

Benarkah deg-degan bikin Mulas?

Sering kali saat kita mengalami deg-degan akan timbul rasa mulas di perut. Menurut psikolog klinis Personal Growth, Stefany Valentia, terdapat hubungan antara perut mulas ketika sedang deg-degan karena gugup atau nervous.

Ia menjelaskan, rasa mulas itu muncul sebagai sinyal dari tubuh untuk memberi tahu jika ada sesuatu yang terasa mengancam.

Namun, tidak semua orang merasakan hal yang sama, karena bagi sebagian lainnya bisa muncul rasa sakit kepala jika dirinya merasa nervous.

Mengapa saat menonton pertandingan muncul deg-degan?

Meski tidak semua orang suka menonton pertandingan sepak bola, basket, atau badminton, rasanya euforia serunya sebuah pertandingan dapat dirasakan oleh siapa saja.

Ketika menonton adu penalti tim yang didukung saat pertandingan bola, kita pasti merasakan ketegangan hingga rasanya detak jantung dapat jelas dirasakan ketika tangan menyentuhnya. Hal tersebut merupakan respons yang wajar.

Melansir artikel Kompas.com, menurut kepala kardiologi di Houston Methodist Hospital, Dr. William Zoghbi, perasaan gembira dan lainnya yang terjadi saat menonton pertandingan dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah kita.

Oleh karena itu, kita tak perlu khawatir jika merasakan detak jantung yang meningkat saat menonton pertandingan olahraga, karena faktanya peningkatan detak jantungnya tidak akan setinggi ketika kita benar-benar melakukan olahraga.

Kenali perbedaan serangan jantung dan serangan panik

Berdasarkan artikel Kompas.com, serangan jantung terjadi ketika bagian jantung tidak mendapatkan cukup darah, biasanya terjadi karena arteri yang memasok darah ke jantung tersumbat.

Umumnya gejala serangan jantung meliputi:

  • Nyeri atau terasa tekanan pada dada
  • Jantung berdebar kencang
  • Merasa pusing hingga pingsan
  • Berkeringat termasuk keringat dingin
  • Nyeri di tubuh bagian atas, seperti rahang, leher, lengan, bahu, atau punggung
  • Sesak napas
  • Mual hingga muntah.

Serangan jantung bisa mengancam jiwa. Jika kamu mengalami hal tersebut, maka segera periksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut.

Sedangkan, serangan panik tidak sampai mengancam jiwa, namun dapat memengaruhi kualitas hidup dan mental.

Gejala serangan panik dapat dikenali dengan ciri-ciri:

  • Tiba-tiba timbul perasaan cemas dan takut yang kuat
  • Sakit pada dada
  • Kesulitan bernapas
  • Merasa malapetaka akan datang
  • Berdebar kencang
  • Berkeringat
  • Gemetar
  • Mendadak lemah atau pusing
  • Sakit perut hingga mual.

Perbedaan mendasar antara serangan jantung dan serangan panik dapat dikenali lewat durasi rasa sakit dada.

Gejala serangan panik berlangsung beberapa menit hingga satu jam. Kemudian, gejala hilang dan berangsur membaik.

Akan tetapi serangan jantung tidak kunjung atau sulit mereda, rasa sakit dan gejala serangan mungkin terus berlanjut atau datang secara bergelombang.

Jika merasakan nyeri pada dada atau mengalami tanda-tanda serangan jantung, maka segera periksakan ke dokter untuk mendapat pertolongan medis lebih lanjut.

Jangan coba-coba untuk self diagnose atau mengambil risiko sendiri jika berkenaan dengan kesehatan.

Topik seputar momen deg-degan lainnya juga dapat didengarkan secara lengkap melalui siniar Momen Satu Kali bertajuk “Dag Dig Dug Serr”.

Kamu juga dapat berbagi cerita lewat siniar Momen Satu Kali melalui bit.ly/momen1kali.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau