Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contek, 5 Kebiasaan Orang-orang Berumur Panjang di Zona Biru

Kompas.com, 2 Maret 2022, 16:17 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Eat This

KOMPAS.com - Pernah mendengar istilah "we are what we eat?" Ya, kondisi kesehatan kita tergantung dari apa yang kita makan sehari-hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyatakan, kolesterol tinggi, diabetes, makanan tidak sehat, obesitas, dan konsumsi alkohol berlebih merupakan faktor risiko penyakit jantung di Amerika Serikat.

Beberapa dekade terakhir, para peneliti memelajari gaya hidup centenarian (orang-orang yang berumur hingga 100 tahun) untuk mengetahui rahasia umur panjang mereka.

Sebagian besar centenarian ini tinggal di lima wilayah di zona biru, yang mencakup Okinawa (Jepang), Loma Linda (California, AS), Nicoya (Kosta Rika), Ikaria (Yunani), dan Sardinia (Italia).

Baca juga: 8 Rahasia Umur Panjang Para Centenarian, Apa Saja?

Masing-masing centenarian di kelima wilayah tersebut memiliki variasi makanan dan praktik makan yang berbeda-beda.

Kendati begitu, peneliti menemukan kesamaan di antara mereka yang tinggal di zona biru. Kesamaan tersebut dilabeli oleh peneliti sebagai "The Power 9".

The Power 9 terdiri dari sembilan kebiasaan yang dilakukan centenarian di zona biru.

Sembilan kebiasaan tersebut tidak melulu berpusat pada makanan, namun juga meliputi gaya hidup yang mereka jalani sehari-hari.

Setidaknya, ada lima rahasia umur panjang dari orang-orang di zona biru yang bisa kita tiru.

1. Aturan 80 persen

Aturan 80 persen pertama kali diperkenalkan oleh orang-orang di Okinawa, Jepang.

Orang di daerah itu menerapkan kebiasaan makan hingga 80 persen kenyang dan menyisakan ruang di perut untuk 20 persen makanan lain.

Sejalan dengan praktik tersebut, centenarian di wilayah lain di zona biru mengonsumsi makanan dalam porsi kecil di malam hari dan tidak terlalu banyak ngemil.

2. Makanan berbasis nabati

Orang yang memiliki umur panjang di zona biru mengonsumsi makanan yang sebagian besar terdiri dari makanan nabati.

Baca juga: Manfaat Omega-3 untuk Umur Panjang dan Penuaan yang Sehat

Hal ini bertolak belakang dengan diet standar yang diterapkan di negara-negara Barat.

Seperti dilaporkan American Journal of Lifestyle Medicine, komunitas zona biru hanya makan daging merah seperti daging sapi atau babi sekitar empat sampai lima kali per bulan.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau