Salah satu sentimen masa lalu yang mungkin membekas untuk sebagian orangtua adalah patuh dan taat. Hal ini tidak lain karena pernyataan "jangan membantah orangtua" yang sudah membudaya.
Namun, Menurut psikoterapis dan psikolog, Sandy Karta Sasmita, “Mendidik anak harus sejalan dengan kemauan mereka. Ketika anak mau A tetapi orangtua kasih B, tidak akan nyambung. Hal ini juga berpengaruh pada minat dan bakat anak.”
Ajarkan anak untuk mempertimbangkan pilihan, bukan memaksakan. Boleh saja jika orangtua menginginkan anaknya kelak berprofesi yang sama dengannya. Namun jangan jadikan ambisi itu sebagai beban.
Biarkan anak menentukan pilihannya sendiri. Jika orangtua merasa pilihannya kurang tepat atau dapat membahayakan, berikan pendapat mengenai konsekuensi yang mungkin ia terima.
Sebenarnya, sengaja maupun tidak, kita semua pasti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Akan tetapi, mengukur dan membandingkan anak dengan kita di masa lalu adalah kesalahan.
Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Bisa Terkena Diabetes
Misalnya secara tidak sengaja, kita mengutarakan pencapaian saat berada di usia yang sama dengan anak. Daripada berlaku seperti itu, lebih baik gunakan perkataan yang menyemangati anak.
Menurut penelitian, jangan menjadi orangtua yang selalu membuat anak kita merasa kurang. Hal ini juga berlaku dalam membandingkan anak dengan mereka yang lebih unggul.
Pada situasi tertentu, anak juga akan merasa kompetitif dengan sendirinya. Memaksakan anak untuk mencapai harapan yang tidak berujung tentu akan melelahkan mereka. Terlebih, masalah mental akan muncul karena anak akan selalu melihat ke atas.
Membandingkan anak lebih banyak membawa pengaruh negatif. Sebaiknya, katakan bahwa tidak apa-apa untuk berkembang dengan kecepatan yang nyaman bagi mereka. Berikan pengertian kalau yang terpenting adalah proses dan niat untuk berkembang.
Simak pola asuh anak di zaman dahulu dan sekarang serta perbedaannya dalam siniar Obrolan Meja Makan episode, “Menghadapi Perbedaan Pola Asuh Zaman dulu dan Sekarang” yang tayang tiap Senin dan Kamis hanya di Spotify.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.