Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Bahaya Mengasuh Anak dengan Pengalaman Masa Lalu

Kompas.com - 30/03/2022, 20:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

“Karena masih pada guyub dan kita belum punya handphone, jadi kenal orang itu wajib. Perbedaannya dengan sekarang apalagi ada covid ini jadi berpengaruh, ya,” ujar Rahmat.

Ia juga menambahkan, “Tadinya sedang mulai berusaha untuk bersosialisasi, baik dengan teman di sekolah atau teman di luar. Tapi selama tiga tahun kan nggak ke mana-mana, jadi hilang kesempatan bersosialisasinya. Itu mungkin yang untuk orangtua sekarang jadi PR.”

Biarkan Anak Memilih Apa yang Ia Sukai

Beberapa orangtua zaman dahulu, terutama sosok ayah, sering kali menghadirkan kesan ingin disegani anak agar anak mau menuruti mereka.

Hal ini nyatanya salah kaprah karena anak hanya akan melihat orangtua dari sisi itu. Misalnya saat terbiasa diomeli, anak hanya akan berfokus pada omelan, bukan pada konsekuensi atas tindakannya.

Berkembangnya zaman banyak membawa dampak baik dalam pengasuhan, seperti normalisasi pengasuhan bersama, berpikiran terbuka, dan peran orangtua yang fleksibel. Namun, hal ini hanya dapat direalisasikan dengan bangkit dari sentimen masa lalu.

Salah satu sentimen masa lalu yang mungkin membekas untuk sebagian orangtua adalah patuh dan taat. Hal ini tidak lain karena pernyataan "jangan membantah orangtua" yang sudah membudaya.

Namun, Menurut psikoterapis dan psikolog, Sandy Karta Sasmita, “Mendidik anak harus sejalan dengan kemauan mereka. Ketika anak mau A tetapi orangtua kasih B, tidak akan nyambung. Hal ini juga berpengaruh pada minat dan bakat anak.”

Ajarkan anak untuk mempertimbangkan pilihan, bukan memaksakan. Boleh saja jika orangtua menginginkan anaknya kelak berprofesi yang sama dengannya. Namun jangan jadikan ambisi itu sebagai beban.

Biarkan anak menentukan pilihannya sendiri. Jika orangtua merasa pilihannya kurang tepat atau dapat membahayakan, berikan pendapat mengenai konsekuensi yang mungkin ia terima.

Berhenti Membandingkan Anak

Sebenarnya, sengaja maupun tidak, kita semua pasti membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Akan tetapi, mengukur dan membandingkan anak dengan kita di masa lalu adalah kesalahan.

Baca juga: Tak Hanya Orang Dewasa, Anak Juga Bisa Terkena Diabetes

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com