Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Imposter Syndrome, Gejala, dan Cara Menanganinya

Kompas.com - 06/04/2022, 08:09 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Pisahkan perasaan dengan fakta

Menurut Dr. Albers, saat mengalami imposter syndrome, kenali dan hadapi perasaan itu.

Ia juga berpendapat bahwa meski kita memikirkan sesuatu, bukan berarti itu benar.

“Jika pikiran kita mengatakan ‘Aku tak tahu apa yang aku katakan,’ ingatkan diri sendiri bahwa kita paham apa yang kita lakukan dan bisa mempelajarinya.

Ingatlah pencapaian kita

Saat merasa “kurang cakap,” mengingat pencapaian yang telah diraih bisa membantu,

Jadi, saat manager mengirim email yang memuji kerja bagus kita dalam syaty proyek, simpanlah dalam folder khusus.

Lalu jika anak kita mengatakan bahwa kita adalah orangtua yang baik, pajang kata-kata itu di tempat kita bisa melihatnya setiap hari.

Berhenti membandingkan

Fokuslah pada pencapaian diri sendiri, bukan pencapaian orang lain.

Membandingkan hidup sendiri dengan konten milik influencer yang telah dikurator hanyalah jebakan untuk membuat kita selalu merasa kurang.

Lalu, ingatlah bahwa orang yang cerdas dan berprestasi merupakan orang yang paling sering berurusan dengan imposter syndrome.

Jadi, fakta bahwa kita menyadarinya akan memberi banyak manfaat.

“Penipu sejati tidak memiliki perasaan seperti itu,” kata Dr. Albers.

Biarlah itu menjadi motivasi untuk terus maju.

Berbicara pada orang lain

Terkadang, berdiskusi dengan orang lain yang memahami dan mendukung, dapat membantu kita menyadari bahwa perasaan imposter yang kita alami normal sekaligus irasional.

Berbicara pada terapis

Seorang terapis dapat membantu kita mengenali perasaan yang terkait dengan imposter syndrome dan membantu menghadapinya, untuk melewatinya.

Terapis akan membuat kita tidak terjebak dalam pemikiran buruk dan memastikan bahwa kita mengambil suatu tindakan dan terus maju.

Memang, keraguan diri bisa melumpuhkan kita. Namun jika kita dapat mengenali dan menangani perasaan itu, kita dapat terus maju dan tak lagi terjebak dalam imposter syndrome.

Baca juga: Tanda Sindrom Imposter pada Wanita Bekerja

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com