Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Perlu Diketahui Orangtua soal Kecemasan pada Anak

Kompas.com - 09/04/2022, 17:00 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Jika kita melihat anak nampak mengalami kegelisahan yang tidak normal dan berbeda dengan anak lain, segera cari bantuan dari dokter anak.

Pubertas dini 

Anak usia pra-remaja yang mengalami pubertas dini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kecemasan.

Meski belum jelas mengapa pubertas sebelum waktunya menimbulkan efek ini, sebenarnya ada beberapa hal yang mungkim jadi penyebabnya.

Baca juga: Pubertas Dini

Perlu diingat, pubertas membawa sejumlah perubahan yang dapat menyebabkan perasaan cemas.

Termasuk  di dalamnya perubahan tubuh (seperti pertumbuhan berat badan dan/atau tinggi badan), perubahan bentuk tubuh, dan perubahan hormonal.

Pubertas juga akan membuat anak membutuhkan lebih banyak privasi dalam menangani beberapa hal.

Misalnya soal siklus menstruasi untuk anak perempuan dan ereksi dan/atau "mimpi basah" untuk anak laki-laki.

Bertambahnya rambut, perubahan suara, dan dorongan seksual juga akan hadir, membuat anak yang mengalami pubertas dini kerepotan dan kerap merasa cemas.

Bullying 

Penyebab kecemasan pada anak-anak lainnya adalah bullying di sekolah. Bullying dapat menyebabkan masalah kecemasan, baik secara langsung maupun dalam jangka panjang.

Bahkan, anak yang melakukan bully pun mungkin mengalami kecemasan akibat tindakannya.

Untuk menanganinya, orangtua bisa berbicara dengan anak tentang bagaimana menghadapi konflik serta hal apa yang membentuk hubungan persahahabatan.

Baca juga: Kenali Tanda Remaja Putri Jadi Korban Bullying Emosional

Kita juga perlu memberi anak kesempatan untuk mengatur resolusi yang tepat ketika kecemasan datang dari berbagai peristiwa sehari-harinya.

Aktivitas fisik 

Kecemasan pada anak dapat diturunkan dengan beberapa cara. Kecemasan ringan dapat dikurangi melalui olahraga teratur yang sering dan vigorous (berat).

Namun untuk kasus kecemasan yang lebih parah, terapi atau pengobatan mungkin juga diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com