Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk, Kelola Plastik dan Kardus Kemasan Limbah Belanja Online

Kompas.com - 09/04/2022, 18:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kenaikan persentase belanja online yang terjadi di tengah masyarakat selama pandemi turut meningkatkan limbah sampah plastik yang berpotensi mencemari dan merusak lingkungan.

Pusat Penelitian Oseanografi dan Pusat Penelitian Kependudukan (LIPI) pada April hingga Mei 2020 mencatat, belanja online mayoritas warga Jabodetabek saja, cenderung meningkat dari 1-5 kali menjadi 1-10 kali per bulan.

Berdasarkan riset tersebut, 96 persen paket dibungkus plastik tebal, bubble wrap, dan juga selotip.

Bahkan di kawasan Jabodetabek pula, jumlah sampah plastik dari bungkus paket mengungguli sampah plastik dari kemasan produk yang dibeli.

Baca juga: Pakar ITS: Ini Bahaya Sampah Plastik Sekali Pakai

Hal itu berarti penggunaan plastik pada pembungkusnya lebih banyak ketimbang isi paket itu sendiri.

Menyadari ekosistem bisnis e-commerce yang berdampak pada lingkungan, platform dagang Blibli melakukan upaya untuk melestarikan lingkungan dengan kampanye Cinta Bumi.

"Dari situ kita melihat dan harus berusaha bagaimana caranya biar sampah nggak langsung masuk ke pembuangan sampah."

Demikian penuturan Yolanda Nainggolan, VP Public Relations Blibli dalam acara Ramadan Pasti Berkah, di Jakarta, Kamis (7/4/2022) lalu.

Berangkat dari kampanye yang sudah digelar di Surabaya beberapa waktu lalu, e-commerce satu ini menunjukkan partisipasi dalam menanggulangi sampah plastik yang ada pada kemasan produk kecantikan.

Sepanjang acara yang digelar selama tiga hari itu,  terkumpul 17.000 sampah plastik yang mencakup sampah kemasan produk kecantikan hingga pembungkusnya.

Hasil tersebut akan didaur ulang, dalam program yang melibatkan setiap pengunjung yang datang, pelanggan, produsen, hingga karyawan internal Blibli.

"Program kami tidak akan sampai di situ. Dimulai sejak tahun 2020 dan akan diadakan terus," ujar dia dalam acara tersebut. 

Dari acara tersebut, Blibli mengaku sadar, industri kecantikan sampai limbah belanja memiliki komunitas besar, dan sekaligus perlu dibangun kesadaran akan sampah plastik.

Baca juga: Blibli Kumpulkan 17.000 Sampah Kosmetik untuk Didaur Ulang

 

Bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan

Yolanda Nainggolan, VP Public Relations Blibli, di Jakarta, Kamis (7/4/2022)Dinno/Kompas.com Yolanda Nainggolan, VP Public Relations Blibli, di Jakarta, Kamis (7/4/2022)
Sejalan dengan prinsip bisnis berkelanjutan atau net zero emission RI, Blibli menerapkan kebijakan ESG (Enviromental, Social, Governance) pada sistem operasionalnya.

Di antaranya adalah daur ulang sampah plastik, penanaman pohon, hingga kardus kemasan recycle.

Juga waste upcycling dengan membangun penadah air hujan dan mengolahnya untuk keperluan operasional di warehouse Blibli.

"Penampungan air hujan ini airnya akan dipakai kembali. Jadi akan mengurangi pengambilan atau penggunaan air tanah," papar Yolanda saat ditemui Kompas.com.

Lebih lanjut mengenai kemasan, diterapkan sistem pengambilan kardus paket dari pelanggan untuk dikembalikan ke pihak Blibli.

Sampah dari paket tersebut akan dialih-fungsikan menjadi wrapping papper yang akan digunakan kembali.

Kemudian setiap kardus yang digunakan untuk mengemas barang juga dipastikan memiliki sertifikasi Forest Stewardship Council (FSC) Indonesia.

FSC merupakan sertifikasi yang diberikan untuk kemasan atau kotak kardus yang berasal dari hasil daur ulang, bukan material kertas yang diambil dari kayu (pohon) baru.

Bagi e-commerce ini, ekosistem bisnis perusahaan ESG dapat berdampak positif bagi pemberdayaan banyak aspek.

Termasuk peningkatan ekonomi hingga bisnis yang terus bertumbuh secara berkelanjutan sesuai dengan misi pemerintah dalam penerapan net zero emission.

"Kita ajak semua pelanggan, karyawan untuk mendukung dan meningkatkan kesadaran pelestarian lingkungan," tegas dia.

Baca juga: Riset dan Kendali Risiko Sampah Plastik di Laut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com