Sebagai contoh, cobra dewasa di Thailand memiliki sekitar 70 tanda cincin berwarna putih terang di tubuhnya, sedangkan cobra di Filipina hanya memiliki beberapa cincin kusam.
Ada pula perubahan perilaku yang terlihat pada keempat spesies king cobra.
King kobra adalah satu-satunya spesies ular yang mengumpulkan bahan dan membangun sarang untuk telurnya.
Namun, telur di sarang itu mungkin diperlakukan berbeda, tergantung wilayahnya.
Di beberapa daerah, induk king cobra akan merayap setelah bertelur.
Sementara di tempat lain, induk ular tersebut akan mengerami telur-telurnya dengan cara yang sama seperti burung.
Selain perbedaan fisik dan perilaku, para peneliti juga menggali kemungkinan adanya perbedaan populasi keempat garis keturunan king cobra secara genetik.
Ahli biologi P. Gowri Shankar, penulis utama studi dan ahli king cobra di Kalinga Center for Rainforest Ecology di Karnataka, India, menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelajahi hutan tropis untuk memelajari ular.
"Jika itu katak atau kura-kura, itu akan lebih mudah," kata Shankar kepada National Geographic.
"King cobra adalah kasus yang berbeda."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.