KOMPAS.com - Selama berpuasa, kulit bisa saja mengalami dehidrasi. Sebab, tubuh tidak menerima asupan air lebih dari 12 jam sehingga kadar air dalam tubuh berkurang secara drastis.
Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari hal itu. Terlebih, banyak yang tidak memahami perbedaan kulit kering dan dehidrasi.
Perlu diketahui, kulit dehidrasi adalah kondisi kulit yang kekurangan kadar air, sedangkan kulit kering adalah kondisi kulit yang kekurangan kadar minyak.
Dehidrasi merupakan kondisi yang bersifat sementara dan dapat terjadi pada semua jenis kulit, baik pada kulit berminyak, normal, kombinasi, maupun kering.
Tanpa air, lapisan permukaan kulit tidak mampu berfungsi sebagai lapisan pelindung dengan baik. Akibatnya, kulit kehilangan kekenyalan dan elastisitasnya.
Adapun kulit dehidrasi biasa ditandai dengan kondisi kulit yang tidak nyaman, warna kulit tidak merata, tekstur kulit yang tidak merata, serta kehilangan cahaya alaminya.
Walaupun kondisi ini bersifat sementara, Anda perlu penanganan segera jika mengalami hal itu. Ini mengingat agar kulit tidak terus menerus kehilangan air dan menyebabkan masalah kulit lebih lanjut, seperti kulit kusam hingga penuaan dini.
Untuk menjaga kulit tetap terhidrasi, jagalah keseimbangan kadar air dalam kulit. Keseimbangan kadar air berperan penting dalam menjaga fungsi utama kulit sebagai pelindung tubuh dari lingkungan luar dan secara umum, menjaga kadar air dalam tubuh.
Untuk itu, dibutuhkan rangkaian perawatan kulit yang tepat dengan menyesuaikan kebutuhan. Produk perawatan yang tepat dapat membantu memperkuat skin barrier.
Dalam memilih rangkaian perawatan kulit, carilah produk yang dapat menahan penguapan dengan memperlambat pelepasan air ke udara yang dikenal dengan istilah trans epidermal water loss (TEWL).
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.