Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/04/2022, 11:06 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

4. Cobra India (0,29 mg per kg)

Cobra India (Naja naja) adalah satu dari empat spesies ular yang bertanggung jawab atas sebagian besar gigitan ular pada manusia di India.

Terlepas dari reputasinya yang buruk, cobra India sangat dihormati umat Hindu dan dipuja selama festival Hindu Nag Panchami.

Ular itu ditemukan di hutan lebat dan terbuka, medan berbatu, lahan basah, ladang tanaman, dan bahkan pemukiman manusia.

Gigitan cobra India menghasilkan racun yang kuat terdiri dari komponen neurotoksin dan sitotoksin, yang mampu melumpuhkan otot dan memicu kematian.

5. Cobra China (0,28 mg per kg)

Cobra China (Naja atra) atau juga disebut kobra Taiwan adalah Elapidae berbisa yang hidup di China selatan. Banyak kasus gigitan ular ini tercatat di China dan negara tetangga.

Binatang ini mendiami padang rumput, hutan bakau, hutan, dan semak belukar. Tak jarang, cobra tersebut juga ditemukan di dataran rendah hingga di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut.

Sumber makanan ular ini mencakup hewan pengerat, amfibi, reptil yang lebih kecil, dan burung.

Jika berhadapan dengan cobra China, ular ini bisa menjadi sangat agresif dan siap menyerang.

Neurotoksin dan sitotoksin adalah dua komponen utama dari bisa ular cobra China. Gigitan yang kuat dapat menyuntikkan racun dalam jumlah memadai untuk menyebabkan kematian pada manusia dewasa.

6. Indochinese spitting cobra (0,25 mg per kg)

Cobra penyembur Indochina (Naja siamensis) adalah spesies cobra berbisa yang ditemukan di Asia Tenggara termasuk Laos, Vietnam, Kamboja, dan Thailand. Habitat ular ini termasuk hutan, perbukitan, dan dataran rendah.

Cobra penyembur Indochina menunjukkan perilaku yang sangat bervariasi dalam sehari.

Di siang hari, ular ini cenderung takut dan segera mencari perlindungan jika terancam. Namun pada malam hari, kemungkinan besar ular itu akan menyerang.

Spitting cobra akan meludahkan racun pada korbannya, dilanjutkan dengan gigitan jika ular itu terus diancam.

Racun cobra ini adalah kombinasi dari neurotoksin dan sitotoksin yang kuat.

Kematian dapat terjadi pada manusia dewasa yang tidak segera diobati setelah gigitan akibat kelumpuhan otot dan sesak napas.

7. Cobra hutan (0,225 mg per kg)

Cobra hutan (Naja melanoleuca) adalah Elapidae yang hidup di Afrika, terutama di bagian barat dan tengah.

Terlepas dari namanya, cobra hutan dapat menghuni berbagai lingkungan termasuk sabana lembap, hutan dataran rendah, serta wilayah yang kering.

Makanan cobra hutan bervariasi, mulai dari serangga, mamalia kecil, hingga reptil.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com