Demikian penjelasan yang diberikan psikolog klinis, Alan Cavaiola.
Cavaiola mengatakan bahwa atasan baru yang narsis mengharapkan pujian dan sanjungan dari orang lain.
Sayangnya, mereka tidak memperlakukan karyawannya dengan cara yang sama.
Ketika baru pindah, mungkin kita akan merasa risih karena si bos terus-menerus memperhatikan dan mengawasi.
Tapi, kalau atasan baru tidak membantu atau tidak bertemu secara empat mata dengan kita sebagai karyawan baru, ini bisa menjadi tanda toxic.
Apalagi jika atasan sampai membuat kita merasa tidak ada baginya.
Namun, Taylor mengingatkan agar kita tidak mudah men-judge atasan baru sebagai sosok yang toxic.
Kemungkinan perilaku cuek atasan adalah sifat alaminya atau kita memang memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Baca juga: 10 Tanda Atasan yang Toksik dan Cara Menghadapinya
Atasan baru yang toxic biasanya akan memprioritaskan output ketimbang input.
Yang artinya, atasan hanya menginginkan kita menyelesaikan pekerjaan yang diberikan.
“Sudah menjadi tugas bos kita untuk berpikir tentang bagaimana kita dapat bekerja dengan baik,” ujar pelatih karier, Jasmine Escalera.
“Bos hanya ingin pekerjaan selesai, tetapi tidak fokus pada kebutuhan Anda untuk pengembangan dan pekerjaan,” tambahnya.
Atasan yang baik, lanjut Escalera, dapat mengomunikasikan tujuan dan bersedia melakukan percakapan yang sulit dengan karyawannya.
Senada dengan Escalera, Minda Harts sebagai pendiri The Memo LLC, mengatakan atasan yang toxic membuat lingkungan kerja tidak aman secara psikologis.
Tanda lainnya dari atasan baru yang toxic adalah kurangnya empati.