KOMPAS.com – Banyak orang menganggap hubungan yang toxic dan abusive adalah sama Padahal, keduanya punya arti yang berbeda.
Toxic merujuk pada hubungan yang membuat kita merasa tidak didukung, direndahkan, diserang, dan semakin buruk dari waktu ke waktu.
Sedangkan hubungan abusive adalah penggunaan kekuasaan secara negatif oleh salah satu pasangan, baik berupa fisik maupun verbal.
Apabila kita mulai merasakan hal-hal yang tidak mengenakan, seperti penghinaan, tidak selalu hubungan bisa menjadi toxic atau abusive.
Baca juga: Kenali, Rasa yang Terus Muncul dalam Hubungan Toksik
Supaya lebih paham apa perbedaan dari dua istilah tersebut, simak penjelasannya berikut ini.
Pertama-tama harus diketahui dulu bahwa hubungan toxic bisa dilakukan oleh kedua belah pasangan.
Hal itu disebabkan oleh tidak dimilikinya keterampilan saling mendukung, menurut psikolog, Lori Beth Bisbey.
Ia mengatakan, perilaku pasangan yang toxic bisa terlihat dengan gamblang tapi kemungkinan juga tidak kentara.
Perilaku beracun dari si toxic dapat diketahui apabila ia melakukan penghinaan nama atau berteriak.
Sedangkan, perilaku toxic yang tidak terlihat langsung adalah sikap pasangan untuk memilih diam.
Bisbey menyampaikan, diam merupakan tanda pasangan toxic tidak mau diajak berbicara apabila keinginannya tidak dipenuhi.
Ia menambahkan bahwa pasangan yang toxic juga bisa tidak memberikan cinta, kebutuhan seksual, kasih sayang, atau perhatian.
Hal itu dilakukannya semata-mata untuk memanipulasi pasangannya agar bertindak seperti yang ia inginkan.
Lelucon yang sinis dan merendahkan alias sarkas kemungkinan dapat kita rasakan jika terjebak bersama si toxic.
Lelucon itu sengaja dilontarkan pasangan toxic sebagai cara terselubung untuk meremehkan atau merendahkan.