Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Studi, Memeluk Pasangan Bisa Turunkan Stres pada Wanita

Kompas.com - 20/05/2022, 13:59 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

KOMPAS.comPelukan dianggap banyak orang sebagai bentuk kasih sayang kepada pasangan.

Tindakan ini bahkan mampu mengubah suasana yang sebelumnya tegang menjadi mendadak romantis.

Lebih dari itu, pelukan ternyata bisa menurunkan stres pada wanita seperti terungkap dalam jurnal yang dipublikasikan di PLOS One baru-baru ini.

Manfaat tersebut dapat dirasakan apabila wanita memeluk pasangan sebelum merasakan pengalaman yang membuatnya stres.

Jika benar-benar dilakukan maka wanita memiliki respons stres biologis lebih rendah ketimbang mereka yang tidak memeluk pasangannya.

Baca juga: Ternyata, Memeluk Anjing Sangat Bermanfaat untuk Kesehatan Mental

Apa hubungan antara stres dan memeluk pasangan?

Temuan soal turunnya stres wanita karena memeluk pasangan dibuktikan melalui pengecekan kadar hormon kortisol dalam air liur.

Sayangnya, jurnal tidak mendapati manfaat yang serupa pada pria.

Penelitian sebelumnya sempat menunjukkan bahwa pijatan, pelukan yang dikombinasikan dengan pegangan tangan, dapat mengurangi stres pada wanita.

Hal yang sama juga berlaku apabila pelukan digabungkan dengan komunikasi yang penuh kasih pada wanita.

Akan tetapi, beberapa penelitian tidak menunjukkan dampak seperti itu pada pria setelah menyelidiki efeknya.

Baca juga: Manfaat Pelukan untuk Kualitas Hidup

Untuk mengeksplorasi manfaat pelukan guna mengurangi stres, Gesa Berretz dari Ruhr-Universität Bochum, Jerman dan rekannya lantas menganalisis 76 orang yang menjalin hubungan romantis.

Mulanya, setengah pasangan yang menjadi responden diminta para peneliti untuk berpelukan, sementara sisanya tidak.

Semua responden kemudian menjalani tes pengujian stres dengan memasukkan satu tangan ke dalam bak air berisi es selama tiga menit.

Selama tes, mereka tetap diamati dan mempertahankan kontak mata dengan kamera.

Para peneliti selanjutnya mengukur berbagai indikator stres, termasuk kadar kortisol saliva (air liur) responden, sebelum dan sesudah tes pengujian stres.

Hasilnya adalah wanita yang memeluk pasangannya punya respons kortisol lebih rendah terhadap tes pengujian stres daripada mereka yang tidak melakukannya.

Namun, untuk pria, lagi-lagi tidak ada hubungan yang bisa didapati antara pelukan dan respons kortisol yang merangsang stres.

Melakukan hubungan seksual ketika marah tidak selalu menyelesaikan masalah dengan pasangan.Becca Tapert Melakukan hubungan seksual ketika marah tidak selalu menyelesaikan masalah dengan pasangan.
Para peneliti dalam analisisinya turut menerapkan indikator stres lain, seperti mengukur tekanan darah dan keadaan emosional.

Akan tetapi, kedua indikator tersebut tidak menunjukkan hubungan apa pun dengan manfaat berpelukan bersama pasangan.

Baca juga: Survei Buktikan, Banyak Pasangan Berfantasi Memeluk Orang Lain

Para peneliti kemudian mengambil kesimpulan bahwa pelukan singkat dengan pasangan dapat mengurangi respons kortisol pada wanita yang menghadapi situasi penuh tekanan.

Misalnya, apabila si wanita hendak menjalani ujian sekolah, wawancara kerja, atau presentasi.

“Sebagai seorang wanita, memeluk pasangan romantis Anda dapat mencegah respons stres akut dari tubuh,” demikian isi jurnal tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com