Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Menumbuhkan Rasa Peduli pada Anak

Kompas.com - 23/05/2022, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ristiana D Putri

KOMPAS.comAnak mudah mengingat sesuatu yang dicontohkan oleh lingkungannya. Itulah mengapa, sebagai orangtua harus menjadi contoh yang baik bagi anak. Seiring bertambahnya usia si kecil, orangtua juga perlu membawa anak bertemu orang banyak atau bersosialisasi.

Menjadi kesenangan tersendiri ketika orangtua melihat anak tumbuh, tak hanya menjadi pribadi yang baik, cerdas, dan peduli dengan orang lain.

Berbagai macam bentuk kepedulian diperlihatkan melalui beragam cara, contohnya ditunjukkan dengan kalimat, “Kamu kenapa?” atau tindakan refleks dari sang anak yang membantu orang lain ketika kesulitan.

Orangtua dapat mencontohkan berbagai cara agar anak memiliki rasa peduli. Bisa dimulai dari peduli terhadap dirinya sendiri, pada teman, lingkungan, hewan. dan orang-orang sekitar. Kepedulian adalah salah satu karakter yang penting ditanamkan pada anak sejak usia dini.

Sayangnya, rasa kepedulian tidak terdapat dalam diri Bebo. Dalam siniar Dongeng Pilihan Orangtua bertajuk “Dongeng Raksasa yang Tidak Peduli”, Bebo si Raksasa yang kesehariannya hanya makan dan membaca, tidak memiliki rasa peduli terhadap hewan yang dipeliharanya.

Kerugian yang disebabkan oleh rasa tidak peduli terhadap sekitar, dirasakan Bebo sampai-sampai ia pernah meminum air yang berasal dari akuarium ikannya sendiri.

Rasa kepedulian memang tidak serta merta muncul dan berkembang secara otomatis, kepedulian merupakan sesuatu yang perlu dipelajari. Sebuah studi di University of California, Berkeley, Amerika Serikat menunjukkan anak usia 18 bulan telah mampu menguasai komponen kunci dari empati, yakni kemampuan memahami perasaan orang lain.

Menanamkan Rasa Peduli di Sekolah

Pembentukan rasa peduli juga bukan hanya tugas orangtua, melainkan guru sebagai pengawas di sekolah. Guru berperan untuk memberikan pemahaman akan pentingnya kepedulian atau rasa saling tolong menolong terhadap sesama.

Baca juga: Ajari Anak Hidup Sehat demi Mencegah Hepatitis Akut 

Guru juga perlu mengajarkan siswa agar berbaur dengan teman sebayanya. Rasa peduli terhadap sesama di lingkungan sekolah, akan mewujudkan pendidikan di Indonesia yang semakin maju.

Pembentukan karakter pada anak sejak dini, juga akan dirasakan dampaknya pada jenjang selanjutnya.

Peduli Terhadap Sesama

Kunci utama dari tumbuhnya rasa empati pada anak, adalah mahir menggambarkan perasaan. Huffington Post menyebutkan, anak harus bisa mengenali emosi dirinya sendiri. Orangtua bisa mengunakan bahasa emosional dengan anak.

“Mama ngerti kamu sedang sedih,” adalah contoh ungkapan yang bisa diterapkan oleh orangtua.

Anak harus bisa mengerti emosi yang ada pada dirinya sendiri terlebih dahulu, agar ia dapat memahami perasaan orang lain.

Jika anak sudah bisa mengekspresikan rasa pedulinya terhadap orang lain, orangtua bisa memberikannya pujian. Pemberian pujian juga tidak perlu berlebih sampai diberi hadiah tiap melakukan kebaikan.

Peduli dengan Lingkungan

Ayah dan Ibu bisa loh, mengajak anak aktif dalam kegiatan sosial. Ajak anak berkunjung ke panti asuhan, dan menyumbangkan pakaian atau mainan yang sudah tidak terpakai. Anak akan belajar memahami arti berbagi terhadap sesama.

Psikolog Klinis Anak, Reti Oktania mengatakan, pembentukan rasa peduli pada anak terhadap lingkungannya, bisa melalui tahapan 3R yaitu Routine, Ritual, dan Rules. Rutinitas bisa dimulai dari memilah sampah setiap hari.

Jika dilakukan secara berulang, lama-kelamaan anak akan terbiasa memilah sampah setiap harinya. Orangtua juga bisa membuat rules atau aturan yang disepakati bersama naak. Misalnya, anak dilibatkan untuk membuang sampah pada tempatnya.

Ajarkan anak sikap peduli agar tidak berakhir seperti Bebo yang mendapat julukan raksasa yang tidak peduli. Kisahnya bisa didengarkan melalui tautan berikut https://dik.si/dpo_raksasa

Siniar Dongeng Pilihan Orangtua tayang setiap Senin, Rabu, dan Jumat melalui Spotify.

Baca juga: 9 Tips Mengatasi Anak yang Suka Pilih-pilih Makanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com