Lantas, belajar dari Kak Seto, bagaimana cara kita menerima kekurangan, hingga pada akhirnya menjadikan hal tersebut sebagai keunikan diri?
Menurut Marty Nemko dari Psychology Today dan Crystal Rapole dari Healthline, berikut yang bisa dilakukan.
Pengetahuan yang baik atas diri sendiri membuat kita lebih mudah menerima keadaan diri, termasuk keunikan yang dimiliki.
Selain itu, jika merasa tidak puas dengan aspek-aspek tertentu dari dalam diri, pengetahuan ini akan mempermudah kita untuk menangani area-area itu.
Dari situ, kemudian kita akan lebih memahami dan mengupayakan keunikan diri itu sebagai suatu “ciri khas” yang seakan-akan menjadi jenama pribadi.
Setelah dirasa cukup bisa mengenal diri sendiri dan menerimanya, langkah selanjutnya adalah membangun kekuatan atau potensi diri.
Marty mengatakan bahwa hal ini dapat dilakukan dengan mengunggulkan kemampuan yang disukai, meningkatkan portofolio karier, dan memasukkan hobi dalam kehidupan kerja.
Baca juga: The Lyrics of Self-Acceptance, Belajar Menerima Diri Sendiri lewat Seni
Bisakah kita membuat keunikan diri sebagai sesuatu yang istimewa, menonjol, dan istimewa?
Atau mungkin membuat keunikan menjadi suatu jenama pribadi sehingga orang-orang dapat mengenal kita dari keunikan tersebut?
Setelah proses-proses yang sudah disebutkan sebelumnya, ini adalah langkah akhir dalam cara menerima keunikan diri.
Sebab, ketika seseorang sudah berhasil menciptakan keunikannya sebagai gaya khas, ia telah benar-benar berhasil menerima dirinya.
Hal ini seperti yang diceritakan oleh Kak Seto dalam siniar Beginu bertajuk “Hidup sebagai Pribadi Unik untuk GEMBIRA” di Spotify.
Beginu merupakan siniar yang dipandu oleh Wisnu Nugroho, seorang jurnalis, penulis, sekaligus Pemimpin Redaksi KOMPAS.com. Di sana, ia membahas pergumulan, paradoks, pengalaman berkesadaran dalam hidup bersosok manusia lewat tokoh-tokoh inspiratif dan unik.
Dengarkan Beginu di Spotify atau akses melalui tautan berikut dik.si/beginu_kakseto1.
Baca juga: Anda Terlalu Percaya Diri? Mungkin Anda Mengalami Efek Dunning Kruger
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.