Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Puasa Intermiten Dapat Bantu Sembuhkan Kerusakan Saraf

Kompas.com - 02/07/2022, 11:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Saya pikir kekuatan ini adalah yang membuka bidang baru di mana kita harus bertanya-tanya: apakah ini puncak gunung es?"

"Apakah akan ada bakteri lain atau metabolit bakteri yang dapat mendorong perbaikan?" kata Di Giovanni.

Baca juga: Diet Puasa, Amankah untuk Semua Orang?

Investigasi mengungkapkan hubungan metabolisme

Para peneliti juga mempelajari bagaimana puasa intermiten menyebabkan regenerasi saraf ini.

Mereka menemukan, ada tingkat metabolit spesifik yang secara signifikan lebih tinggi, termasuk IPA, dalam darah tikus yang dibatasi dietnya.

Untuk mengonfirmasi apakah IPA menyebabkan perbaikan saraf, tikus diobati dengan antibiotik untuk membersihkan usus dari bakteri apa pun.

Kemudian, tikus diberi strain clostridium sporogenesis yang dimodifikasi secara genetik yang dapat atau tidak dapat menghasilkan IPA.

"Ketika IPA tidak dapat diproduksi oleh bakteri ini dan hampir tidak ada dalam serum, regenerasi terganggu."

"Ini menunjukkan bahwa IPA yang dihasilkan oleh bakteri ini memiliki kemampuan untuk menyembuhkan dan meregenerasi saraf yang rusak," kata dia.

Yang penting, ketika IPA diberikan kepada tikus secara oral setelah cedera saraf siatik, regenerasi dan peningkatan pemulihan diamati antara 2-3 minggu setelah cedera.

Baca juga: 6 Metode Diet Puasa yang Jadi Primadona

Tahap selanjutnya untuk studi ini adalah menguji mekanisme cedera tulang belakang pada tikus, serta menguji apakah pemberian IPA lebih sering akan memaksimalkan kemanjurannya.

"Salah satu tujuan kami sekarang adalah menyelidiki secara sistematis peran terapi metabolit bakteri," ungkap Di Giovanni.

Selain itu, studi lebih lanjut perlu menyelidiki apakah IPA meningkat setelah puasa intermiten dilakukan pada manusia dan manfaatnya sebagai pengobatan potensial pada manusia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com