Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2022, 19:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Salah satu aspek yang banyak dibahas dan sering menuai pro-kontra adalah soal uang dan penerapannya dalam hubungan.

Mungkin akan lebih mudah mengaturnya jika status hubungan sudah berada di fase pernikahan.

Tapi, bagaimana dengan para generasi muda yang masih di tahap pacaran?

Bahkan sampai ada praktik soal memberikan jatah uang bulanan untuk pacar. Apakah itu wajar?

Memberikan jatah uang bulanan untuk pacar sering disebut dengan istilah bae allowance.

Tak bisa dipungkiri, fenomena seperti itu tampaknya semakin akrab di telinga atau mungkin ada di sekitar kita?

Seperti dilansir Pulse, tidak ada aturan atau larangan tertentu memberikan uang kepada pacar.

Bahkan dalam penerapannya, tidak ada aturan tertulis seberapa sering atau nominal yang seharusnya diberikan.

Dalam hal ini, keputusan memberikan jatah uang bulanan itu tidak dikategorikan sesuatu yang wajar atau tidak, melainkan sebuah pilihan bagi pasangan.

Tidak ada yang salah jika seorang pria atau wanita berusaha untuk memanjakan kekasihnya dengan cara tersebut.

Mungkin saja, uang yang diberikan setiap bulan itu menjadi salah satu cara yang dipilih untuk menghargai kehadiran pasangan di dalam hidupnya.

Baca juga: Tips Menabung dan Mengatur Keuangan Berdasarkan Zodiak

Jatah uang bulanan bukan standar sebuah hubungan

Ilustrasi cara mengatur keuangan pasca Lebaran.DOK. Pixabay/HeungSoon Ilustrasi cara mengatur keuangan pasca Lebaran.

Memberikan jatah uang setiap bulan untuk pacar mungkin bukan sesuatu yang dapat disalahkan.

Tetapi penting untuk dicatat, uang tidak boleh menjadi tolak ukur hubungan bagi siapa pun.

Jika kebetulan kita menerima uang dari kekasih, entah setiap bulan, minggu atau harian, penting untuk dipahami bahwa mereka memberikannya sebagai pemberian dan bukan standar sebuah hubungan.

Anggap saja itu sama seperti kualitas komunikasi dengan pasangan, kejujuran, pemberian hadiah dan lain sebagainya.

Pakar keuangan menilai fenomena itu bukanlah tugas dari seorang pacar.

Begitu pula pada "tugas" perempuan atau laki-laki yang diwajibkan melayani suami atau istri di dalam pernikahan, seperti menyiapkan makan, hingga keperluan esensial lainnya.

Pasangan kekasih harus melakukannya atas dasar kemampuan masing-masing dan ingin melakukannya. Bukan karena terpaksa atau dipaksa, karena seolah menganggap itu adalah kewajibannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com