Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Spirulina, Tanaman Ganggang yang Disebut Superfood

Kompas.com - 19/07/2022, 08:28 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Namun, phycocyanin dalam spirulina dapat melindungi jantung dengan memperbaiki faktor-faktor tersebut.

"Dalam studi yang dilakukan pada hewan, phycocyanin dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan produksi oksida nitrat."

Demikian penjelasan Basheerah Enahora, MS, MBA, RDN, LDN, ahli diet dan pendiri BE Nutrition.

Oksida nitrat berperan penting dalam vasodilatasi (relaksasi pembuluh darah), yang meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi tekanan darah, catat dia.

Sedangkan, Byrd menambahkan tanaman ganggang ini juga dapat membantu meningkatkan HDL atau kolesterol baik dan mengurangi LDL atau kolesterol jahat.

Fakta itu terungkap dalam studi tahun 2019, kendati membutuhkan studi lebih lanjut.

4. Memperbaiki anemia

Tubuh menggunakan zat besi untuk membuat sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Namun, tubuh kita dapat mengembangkan anemia defisiensi besi (ADB), kondisi yang ditandai dengan sel darah merah yang rendah karena rendahnya asupan zat besi.

Kondisi ini dapat membuat tubuh mengalami kelelahan, tetapi makan makanan kaya zat besi dapat membantu membalikkan gejala.

Kabar baiknya, spirulina merupakan salah satu sumber zat besi yang baik dalam mengobati anemia, menurut temuan ilmiah pada 2017.

Ada sedikit bukti berkaitan dengan senyawa kecil dalam spirulina yang disebut polifosfat, jelas Enahora.

"Senyawa polifosfat dapat membantu penyerapan zat besi di usus, yang dapat meningkatkan kadar zat besi kita," katanya.

5. Mendukung sistem kekebalan

Sejumlah bukti menunjukkan, spirulina mampu memperkuat sistem kekebalan dengan meningkatka aktivitas limfosit alias sel kekebalan yang menyerang kuman berbahaya.

Efek ini diamati dalam studi di tahun 2020, di mana spirulina meningkatkan kadar limfosit pada tikus.

Sebuah studi yang melibatkan manusia di tahun 2016 juga menemukan spirulina meningkatkan interleukin-2, molekul yang mendukung respons imun yang sehat.

Namun, efek spirulina pada sistem kekebalan tubuh manusia tidak banyak diketahui, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk menarik kesimpulan menyeluruh.

Risikonya

Temuan studi pada 2017 mengungkap, spirulina umumnya aman dikonsumsi menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).

Namun, sama halnya seperti semua suplemen yang ada, lakukan konsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi spirulina. Juga, pastikan spirulina tidak bereaksi dengan suplemen lain dan atau obat-obatan yang dikonsumsi.

Dalam studi yang dilakukan Icahn School of Medicine di Mount Sinai, ditemukan obat imunosupresan dapat bereaksi negatif dengan spirulina.

Pada sebagian orang, spirulina dapat menyebabkan efek samping seperti gangguan pencernaan, nyeri otot, berkeringat, wajah memerah, dan sakit kepala.

Bahkan, spirulina juga berpotensi menyebabkan reaksi alergi.

Berdasarkan temuan pada tahun 2020, diketahui dua orang mengalami gatal-gatal dan kesulitan bernapas setelah mengonsumsi spirulina.

Maka dari itu, bagi yang memiliki riwayat alergi dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan spirulina ke dalam diet.

Konsultasi juga diharuskan bagi ibu yang sedang hamil atau menyusui, karena --seperti yang sudah disinggung di atas-- hanya ada sedikit bukti mengenai efek samping spirulina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com