Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/08/2022, 17:00 WIB

KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden kembali positif Covid-19 setelah tiga hari dinyatakan sembuh pada Sabtu (30/7/2022).

Dokter Gedung Putih, Kevin O'Connor mengonfirmasi bahwa Joe Biden tidak mengalami gejala apa pun dan merasa cukup baik. Namun, hasil tes menunjukkan dia kembali positif.

Dokter menyebutkan kasus yang dialami Joe Biden itu disebut dengan rebound atau kekambuhan yang jarang terjadi setelah menjalani pengobatan dengan Paxlovid.

Sesuai dengan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, Biden kembali menjalani masa isolasi mandiri setidaknya selama lima hari ke depan, dan dianjurkan tetap memakai masker.

Baca juga: Obat Paxlovid Resmi Diizinkan BPOM, Ini 5 Obat Covid di Indonesia

Seperti dilansir Popsci, Paxlovid merupakan obat antivirus untuk yang diproduksi Pfizer dalam pengobatan pasien Covid-19 bergejala sedang hingga parah.

Pada uji klinisnya, perawatan dengan Paxlovid dinilai mampu mengurangi tingkat rawat inap dan kematian hingga 90 persen.

Beberapa kasus pasien rebound menunjukkan adanya gejala seperti demam, batuk atau gejala umum lainnya.

Sementara, bagi beberapa orang ada yang tidak menunjukkan gejala, namun hasil tes terakhirnya positif setelah dinyatakan negatif beberapa hari lalu -seperti yang dialami Joe Biden.

Menurut para ahli, kasus rebound ini relatif baru dan perlu penelitian lebih lanjut untuk menganalisa penyebab pastinya.

Kami Kim, Direktur dari Divisi Penyakit Menular dan Pengobatan Internasonal di Fakultas Kedokteran University of South Florida Health Morsani mengatakan, kasus rebound sebetulnya tidak berbahaya dibandingkan saat terinfeksi untuk pertama kali.

Kim menyebutkan bahwa dia pernah positif Covid-19 dan pakai obat Paxlovid. Waktu itu gejalanya hidung mampet dan agak flu.

Tetapi dua minggu setelah infeksi pertamanya dimulai, Kim mulai merasa seperti ada alergi terhadap sesuatu.

Dia tidak terlalu memikirkan gejala itu, sampai beberapa hari kemudian ketika melakukan perjalanan yang mengharuskan dia untuk tes Covid-19.

Hasilnya pun kembali positif Covid-19 dan dia harus menjalani masa karantina. Namun, dia merasakan bahwa gejala yang kedua ini tidak separah yang pertama kali.

"Itu seperti kisah klasik rebound Paxlovid. Anda bergejala, tetapi tidak seserius yang pertama kali ditemukan," kata dia.

Baca juga: BPOM Resmi Berikan Izin Penggunaan Darurat Paxlovid untuk Obat Covid-19

Penyebab terjadinya rebound Covid

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com