Tanyakan juga kepada anak bagaimana mereka ingin situasi yang tidak mengenakannya ditangani.
Dalam hal ini, orangtua perlu memprioritaskan kondisi anaknya supaya pulih dari intimidasi.
Itu bisa dipermudah melalui konsultasi dengan konselor atau dokter anak untuk memeriksa tanda-tanda depresi, kecemasan, dan masalah tidur.
Kekuatan dan kepercayaan diri anak bisa melemah setelah mengalami bullying.
Orangtua wajib mendorong mereka untuk melakukan kegiatan yang disukai, seperti hobi, agar bisa fokus pada hal lain di samping bullying.
Bantu anak untuk melihat hal-hal yang membuat mereka bahagia dan cara ini dapat membantu membangun ketahanannya.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Anak Jadi Korban Bullying
Anak sebaiknya diajak bicara terlebih dahulu sebelum orangtua mengadakan pertemuan bersama guru dan kepala sekolah.
Cara itu memungkinkan anak terhindar dari rasa malu jika mereka mengetahui situasinya.
Di sisi lain, anak perlu dipersiapkan secara emosional apabila pertemuan tidk berjalan dengan baik dan guru bersikeras.
Orangtua perlu mencari pihak-pihak yang erat kaitannya dengan bullying yang dialami anak.
Pasalnya semakin dekat dengan masalah maka lebih besar kemungkinan orangtua bertindak cepat dan efektif.
Baca juga: Ayah, Ibu, Ini Tanda Anak Jadi Korban Bullying di Sekolah
Tidak ada salahnya bagi orangtua untuk menemui guru yang dikatakan anaknya melakukan perundungan.
Akan tetapi pastikan untuk melakukan pendekatan secara kooperatif ketika membahas situasi bersama guru yang bersangkutan.
Orangtua sebaiknya mencoba untuk tetap berpikiran terbuka dan mendengarkan perspektif guru.
Hindari berteriak, menuduh, menyalahkan, dan mengancam akan menuntuk. Lebih baik izinkan guru untuk berbicara terlebih dahulu.