Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 20 September 2022, 16:49 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pangeran William diyakini menerima berbagai aset bernilai fantastis dan fasilitas mewah lain, menyusul statusnya sebagai putra mahkota.

Ia naik menjadi calon penerus takhta Kerajaan Inggris setelah ayahnya, Charles III, dilantik menjadi Raja Inggris yang baru pada Jumat (9/9/2022).

Gelar baru yang disandang Pangeran William tentu membuat posisinya semakin prestise. Apalagi, ia juga berstatus sebagai Prince of Wales.

Raja Charles III yang sebelumnya menjadi Prince of Wales menurunkan gelar ini kepada Pangeran William selepas Ratu Elizabeth II mangkat.

Ini artinya, Pangeran William menerima wilayah kekuasaan, termasuk aset dan fasilitas, sebagai penguasa Wales yang sebelumnya dipegang Sang Raja.

Deretan aset dan fasilitas baru Pangeran William

Dikutip dari New York Post, keluarga Kerajaan Inggris disinyalisasi mengantongi portofolio kekayaan senilai 42 miliar dollar AS atau setara Rp 629 triliun.

Khusus untuk Pangeran William, ia disebut-sebut menjadi pemilik baru The Prince of Wales Guesthouses yang terletak di Lembah Zalán, Rumania.

Wilayah yang berada di kaki bukit Carpathian itu dikelola oleh Prince of Wales’ Charitable Fund atau Badan Amal Pangeran Wales.

Organisasi nirlaba ini juga bertanggung jawab atas Duchy Organic, merek makanan organik terbesar di Inggris yang memasarkan ratusan produk.

Produk dari Duchy Organic di antaranya adalah selai stroberi, kue kering, hingga minyak zaitun atau olive oil.

Hasil dari kedua perusahaan tersebut disebut-sebut menghasilkan lebih dari 3,4 juta dollar AS atau setara Rp 51 miliar.

Dana yang didapat lantas digunakan untuk proyek-proyek amal yang meliputi pertanian berkelanjutan di seluruh Inggris.

Hal tersebut menjadi perhatian Raja Charles III sejak ia mendirikan Prince of Wales’ Charitable Fund pada tahun 1979.

Sebagai ahli waris takhta, Pangeran Williiam juga mengambil alih Duchy of Cornwall -wilayah bernilai Rp 17,9 triliun.

Wilayah Duchy of Cornwall digambarkan sebagai lahan pribadi yang mendanai kegiatan publik, amal, dan pribadi Prince of Wales dan keluarga.

Di atas wilayah seluas 525 km persegi itu berdiri Oval cricket ground, Dartmoor Prison, dan mega proyek 4 000 rumah.

Menurut laporan, pembangunan ribuan rumah tersebut menjadi yang paling ambisius dilakukan dalam kurun waktu 700 tahun terakhir.

Di sisi lain, Pangeran William melengkapi portofolionya dengan menerima warisan permukiman Nansledan, di pantai Cornwall, yang dirancang dan dibangun atas perintah Raja Charles III.

Sang Raja memang menginisiasi pembangunan pemukiman dengan arsitektur yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Di sana, rumah-rumah hanya bisa dicat dengan warna pastel dan memiliki lubang batu bata supaya lebah bisa membuat sarangnya.

Pendapatan dari Nasledan ditambah 517 kilometer persegi dari wilayah Duchy of Cornwall bisa tembus 27 juta dollar AS atau setara Rp 404 miliar.

Pangeran William saat menghadiri jamuam makan malam di King's House Jamaika, Rabu (23/3/2022).REPRO BIDIK LAYAR VIA YOUTUBE THE ROYAL FAMILY CHANNEL Pangeran William saat menghadiri jamuam makan malam di King's House Jamaika, Rabu (23/3/2022).

Pangeran William juga kuasai Highgrove House

Sebagai ahli waris takhta, Pangeran William sepertinya juga siap mengambil alih tanah milik ayahnya di Highgrove House.

Oleh Raja Charles III, tanah tersebut pertama kali digunakan mengembangkan pertanian organik pada tahun 1985.

Tetapi, aset itu akan diawasi oleh Sang Raja yang telah menerima warisan Crown State -portolio real estate bernilai lebih dari Rp 262 triliun.

Raja Charles III juga menguasai Ascot Racecourse dan bagian dari pusat kota London, termasuk area perbelanjaan Regent St.

Kepemilikan Raja Charles III

Megahnya aset dan fasilitas yang diterima Pangeran William tak bisa dilepaskan dari peninggalan Raja Charles III yang berkuasa atas banyak hal.

Walau Sang Raja melepas gelarnya sebagai Prince of Wales, kini ia menguasai Crown State yang diperkirakan mengantongi laba bersih senilai Rp 5,4 triliun pada tahun fiskal 2022.

Itulah jumlah yang tercatat masuk ke Departemen Keuangan Inggris.

Keluarga Kerajaan Inggris memang menerima tunjangan dari Departemen Keuangan Inggris yang dikenal sebagai Sovereign Grant.

Sovereign Grant biasanya diambil dari seperempat laba bersih untuk tahun keuangan dua tahun sebelumnya.

Dana tersebut digunakan untuk mendanai perjalanan resmi keluarga Kerajaan Inggris dan membayar pemeliharaan properti, termasuk operasional rumah tangga.

Sebagai penguasa baru Inggris, Raja Charles III yang berkuasa atas Crown State memegang kendali atas Rp 8,5 triliun.

Ini mencakup hak ekstraksi mineral serta izin penangkapan ikan, tanah pedesaan, dan dasar laut Skotlandia.

Properti lain yang dipegang oleh Raja Charles III, termasuk Duchy of Lancaster, sebuah perkebunan pribadi dengan aset bersih Rp 11,3 triliun.

Tidak ketinggalan dan yang paling penting, Raja berusia 73 tahun itu berhak atas Istana Buckingham, kastil Windsor, dan Tower of London.

Secara pribadi, Raja Charles III memang mewarisi banyak harta dari Ratu Elizabeth II yang meliputi koleksi permata, karya seni, termasuk kastil di Sandringham dan Balmoral di Skotlandia.

Aset pribadi tersebut dihargai sebesar lebih dari Rp 7,5 triliun menurut laporan media bisnis Forbes.

Forbes juga membeberkan, Sang Raja tidak akan membayar pajak warisan sebagai akibat dari kesepakatan Maret 1993 dengan pemerintah Inggris.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau